10 tips menghindari kepadatan bisnis di masa pandemi
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Meskipun bisnis tertentu diperbolehkan untuk dibuka kembali sebagian, mereka harus memastikan keselamatan pelanggan dan karyawannya. Berikut beberapa cara untuk melakukannya.
Manila, Filipina – Mal yang ramai dan perkantoran yang ramai. Ini adalah skenario yang ingin kita hindari seiring dengan pelonggaran tindakan karantina yang dilakukan pemerintah secara nasional. Apa yang dapat dilakukan dunia usaha untuk mengendalikan kerumunan orang di ruang mereka?
Lebih dari dua bulan setelah lockdown diberlakukan di seluruh Filipina untuk memerangi pandemi virus corona, beberapa tempat usaha mulai dibuka kembali sebagian.
Dalam upaya membantu perekonomian, produsen, toko non-rekreasi, dan industri terpilih lainnya kini diizinkan beroperasi di bawah karantina komunitas yang ditingkatkan dan karantina komunitas umum yang dimodifikasi. (BACA: Mal non-rekreasi, tempat kerja lain mungkin dibuka kembali sebagian berdasarkan amandemen ECQ)
Meskipun diperbolehkan untuk dibuka kembali sebagian, bisnis harus memastikan keselamatan pelanggan dan karyawannya. (BACA: Langkah-langkah keamanan, aturan saat mal dibuka kembali pada 16 Mei)
Salah satu langkah pengamanan yang dapat diterapkan oleh suatu bisnis di masa pandemi adalah penerapan prinsip crowd control. (MEMBACA: Remulla memerintahkan mal Cavite ditutup karena gagal memastikan jarak fisik)
Martin Aguda Jr., seorang konsultan manajemen acara, menyarankan beberapa tips yang dapat diikuti oleh bisnis untuk memastikan manajemen kerumunan dan jarak fisik selama krisis virus corona.
Aguda mengatakan, penerapan manajemen massa harus fokus pada tiga E: rekayasa, pendidikan, dan penegakan hukum.
Berikut adalah beberapa tips untuk menghindari kepadatan bisnis Anda selama pandemi virus corona:
-
Kurangi jumlah orang yang menghadiri pertemuan atau pertemuan. Jarak fisik sulit diterapkan dalam kelompok besar.
-
Kembangkan rencana antrian atau masuk untuk mempertimbangkan prosedur “normal baru” seperti pemeriksaan suhu tubuh dan sanitasi tangan, serta tindakan lainnya. Faktor-faktor termasuk kebutuhan ruang tambahan untuk kerumunan orang, serta konfigurasi fasilitas dan waktu tunggu, juga harus dipertimbangkan.
-
Tentukan titik masuk dan keluar yang terpisah untuk kontrol yang lebih baik.
-
Pasang poster dan tanda yang menarik secara visual untuk mengingatkan masyarakat akan aturan jarak fisik.
-
Gunakan stiker lantai anti selip, cat atau selotip sebagai isyarat visual untuk membantu orang melihat seberapa jauh mereka harus berdiri dalam satu barisan.
-
Sebarkan penghalang fisik (berdiri, penghalang yang dapat dibuka, kerucut) untuk membantu pengelolaan kerumunan di titik masuk.
-
Peragakan poster Beban Hunian Aman di pintu masuk setiap bangunan atau ruangan, dengan menggunakan penghitungan beban hunian jarak jauh fisik yang telah dimodifikasi.
-
Terapkan skema one-out, one-in untuk mengendalikan orang di pintu masuk setelah bangunan tersebut mencapai kapasitas penghuni yang menjaga jarak fisik.
-
Menunjukkan arus satu arah di area lalu lintas padat, ruang sempit, dan kemacetan seperti koridor, tangga, dan toilet.
-
Gunakan teknologi. Pengawasan CCTV akan membantu memantau garis antrian dan berkumpulnya orang. Penggunaan sistem antrian virtual akan membantu menjaga jarak fisik, mencegah kerumunan dan mengurangi titik kontak fisik.
– Rappler.com