Indonesia mencabut izin perusahaan sirup demam di tengah penyelidikan terhadap 150 kematian
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Penny K. Lukito, Kepala BPOM, mengatakan PT Yarindo Farmatama dan PT Universal Pharmaceutical Industries memproduksi obat dengan bahan baku di bawah standar, tidak melaporkan perubahan bahan dan menggunakan beberapa bahan yang melebihi pedoman.
JAKARTA, Indonesia – Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia pada hari Senin mengatakan bahwa pihaknya telah mencabut izin produksi obat jenis sirup oleh dua perusahaan lokal karena melanggar aturan produksi, saat badan tersebut menyelidiki kematian lebih dari 150 anak akibat cedera ginjal akut (AKI).
Keputusan Badan BPOM ini diambil setelah Indonesia untuk sementara waktu melarang penjualan beberapa obat berbahan dasar sirup dan mengidentifikasi adanya etilen glikol dan dietilen glikol pada beberapa produk sebagai faktor penyebab kematian AKI, yang sebagian besar terjadi pada anak balita.
Kedua bahan ini digunakan dalam antibeku dan minyak rem serta aplikasi industri lainnya, tetapi juga sebagai alternatif yang lebih murah di beberapa produk farmasi dibandingkan gliserin, pelarut atau pengental di banyak sirup obat batuk. Etilen glikol dan dietilen glikol dapat menjadi racun dan menyebabkan AKI.
Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan kepada wartawan bahwa izin pembuatan “cairan oral” kedua perusahaan, PT Yarindo Farmatama dan PT Universal Pharmaceutical Industries, telah dicabut, dan menambahkan bahwa BPOM sedang melakukan tindakan pidana terhadap mereka.
Penny mengatakan kedua perusahaan tersebut memproduksi obat dengan bahan baku di bawah standar, tidak melaporkan perubahan bahan dan menggunakan beberapa bahan yang melebihi pedoman.
Dalam keterangannya, PT Yarindo Farmatama membantah menggunakan bahan baku di bawah standar pada produknya dan mengatakan BPOM menyetujui perubahan bahan pada tahun 2020 dan tidak ada masalah dengan distributornya.
Seorang pengacara di PT Universal Pharmaceutical Industries menolak berkomentar, dengan alasan penyelidikan sedang berlangsung.
Indonesia telah mengalami peningkatan kasus AKI pada anak-anak sejak bulan Agustus, yang menurut Menteri Kesehatan kemungkinan besar disebabkan oleh perubahan bahan mentah yang digunakan dalam sirup obat batuk dan demam.
india mengimpor bahan baku obat-obatan sebagian besar dari Tiongkok dan India, menurut Kementerian Kesehatan.
Otoritas kesehatan Indonesia mengatakan pelarut yang digunakan dalam sirup kedua perusahaan tersebut mengandung kotoran.
BPOM pada Senin mengatakan salah satu pelarut tersebut, propilen glikol, diproduksi oleh Dow Chemical Thailand.
Dow Chemical Thailand mengatakan dalam pernyataannya bahwa “tidak ada satu pun pemasok yang disebutkan BPOM yang merupakan pelanggan kami”, dan produknya tidak mengandung etilen glikol atau dietilen glikol. Dikatakannya, pihaknya telah menyerahkan data analisis ke BPOM.
BPOM menyatakan akan menyelidiki distributor kedua produsen obat tersebut untuk mengetahui apakah mereka memasok bahan tersebut ke perusahaan farmasi lain.
Indonesia menyelidiki kasus AKI dengan berkonsultasi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) setelah kejadian serupa awal tahun ini di Gambia, yang menyebabkan sedikitnya 70 kematian terkait dengan obat sirup yang dibuat oleh India’s Maiden Pharmaceuticals. – Rappler.com