• October 20, 2024
Prediksi Final Piala Dunia Prancis Vs Kroasia: Drama Belum Berakhir!

Prediksi Final Piala Dunia Prancis Vs Kroasia: Drama Belum Berakhir!

Jakarta, Indonesia –Dan terakhir, dua negara bertemu di final: Prancis melawan Kroasia. Perjuangan yang panjang dan seru untuk menguasai dunia di Rusia tinggal menunggu waktu saja.

Menyalak! Prancis dan Kroasia akan bertarung memperebutkan gelar yang didambakan di panggung terbesar setiap empat tahun sekali, Minggu 15 Juli.

Satu kata untuk Perancis dan Kroasia: hebat! Prancis mencapai final setelah sukses mengalahkan Belgia, sedangkan Kroasia menghancurkan Inggris. Dua semifinal yang menarik.

Sebuah perjalanan yang menawan

Melihat ke belakang, dari babak penyisihan grup, perjalanan Prancis ke Kroasia sangat menarik. Prancis kurang meyakinkan namun mampu meningkatkan performanya dengan hasil impresif.

Les Bleus benar-benar kesulitan 2-1 melawan Australia. Mereka menunggu sangat lama untuk menjebol gawang Australia, menit 58. Dari tendangan penaltinya berhasil dimaksimalkan Antoine Griezmann. Tim asuhan Didier Deschamps sempat was-was usai gol lawan pada menit ke-62 yang juga tercipta dari penalti Mile Jedinak. Gol bunuh diri Australia, Azich Behich, menyelamatkan muka Prancis sesaat sebelum pertandingan berakhir.

Melawan Peru, Griezmann dkk. juga hanya bisa menang 1-0 berkat gol semata wayang Kylian Mbappe pada menit ke-34. Juara Piala Dunia 1998 itu mengakhiri pertandingan kualifikasi Grup C dengan hasil imbang tanpa gol melawan Denmark. Mengumpulkan tujuh poin, Prancis menjadi juara grup.

Si “ayam jago” baru mendapat pujian nyata saat tampil gemilang melawan Argentina di babak 16 besar. Prancis mengalahkan La Albiceleste yang dipimpin Lionel Messi 4-3. Permainan Prancis semakin menggila di babak delapan besar, mengalahkan Uruguay dengan dua gol tanpa balas. Raphael Varane dan Griezmann mencetak dua gol kemenangan.

Prancis semakin dipuji dan yakin bisa mengulangi kesuksesannya setelah mengalahkan rival beratnya Belgia di semifinal. Gol semata wayang Samuel Umtiti pada menit ke-51 menuntaskan dendam Prancis sejak perseteruan tahun 1904. Setidaknya Prancis dan Belgia sudah bertemu sebanyak 74 kali dan alhasil Belgia mengoleksi 30 kemenangan. Prancis 24 kemenangan. Sembilan belas pertandingan lagi berakhir tanda. Bisa dibayangkan, kemenangan ini disambut dengan penuh kegembiraan oleh masyarakat Prancis.

Kini Prancis selangkah lebih dekat untuk naik podium. Itu jika Les Bleus bisa mengalahkan tim yang tak kalah kuatnya: Kroasia.

Awalnya tidak disukai

Kroasia memang bukan tim favorit sejak awal Piala Dunia 2018. Sebenarnya bagus karena Vatreni, dibandingkan peserta lain yang punya nama besar, sebut saja Jerman, Brazil, Spanyol, Argentina bahkan Prancis, grup asuhan Zlatko Dalic itu tidak ada apa-apanya.

Kroasia belum pernah memenangkan Piala Dunia dalam sejarahnya. Prestasi terbaiknya hanya di babak semifinal dan itu sudah lama sekali, 1998.

Namun benar juga jika banyak pengamat yang mengatakan bahwa bola itu bulat. Apa pun bisa terjadi dan tidak ada yang pasti dalam sepak bola, apalagi di panggung seketat Piala Dunia. Fakta berbicara, Kroasia ternyata luar biasa. Dua jempol untuk Luka Modric Cs. Satu demi satu korban berjatuhan, pingsan.

Sebelum melumat Inggris 2-1 di babak semifinal, Kroasia sebenarnya sempat mengirimkan sinyal bahaya kepada tim lawan, di mana mereka finis sebagai juara Grup D dengan tiga kemenangan sempurna. Menang 2-0 atas Nigeria. Lalu menang 2-1 atas Islandia. Parahnya, Modric dan kawan-kawan di luar dugaan menumbangkan Argentina dengan skor mencolok, 3-0. Kekalahan ini malah membuat Messi geleng-geleng kepala. Di tribun, Diego Maradona menangis tersedu-sedu.

Di babak 16 besar, giliran Denmark yang mengkantongi Kroasia setelah unggul lewat tendangan penalti. Kroasia juga menang adu penalti saat bertemu tuan rumah Rusia di babak delapan besar.

Akhir yang menarik

Pertanyaannya sekarang adalah, Prancis atau Kroasia? Yang pasti hanya akan ada satu pemenang di akhir permainan. SIAPA? Banyak yang mendukung Prancis, namun tak sedikit pula yang kini memihak Kroasia.

Bisa dipastikan pertandingan final nanti akan berjalan seru. Baik Perancis, khususnya Kroasia, 1000% siap berperang, berjuang di segala lini, hidup dan mati. Dua pelatih bertarung taktik untuk mendapatkan hasil terbaik.

Prancis, suka atau tidak, harus mengakui Kroasia punya mental juara. Rupanya, semangat Kroasia tak pupus saat tertinggal 0-1 melawan Inggris, berkat gol kilat Kieran Trippier di menit kelima. Dengan tetap tenang dengan formasi 4-2-3-1, Kroasia mampu menyamakan kedudukan dan kemudian memenangkan duel yang berlangsung di Luzhniki, Kamis 12 Juli dini hari WIB. Ivan Perisic dan Mario Mandzukic menjadi pahlawan lewat golnya pada menit ke-68 dan 105.

Antusiasme Kroasia akan berlipat ganda karena ini momen yang tepat untuk mencetak sejarah. Dengan kata lain, sekarang atau tidak sama sekali. Kroasia sudah menunggu terlalu lama hingga menunggu empat tahun lagi dan tidak ada jaminan Kroasia mampu tampil gemilang seperti sekarang.

Melawan Prancis, Kroasia memiliki kepercayaan diri yang tinggi. “Masih ada satu pertandingan lagi dan kami belum mau berhenti,” kata Dalic seperti dilansir Novilis.

Tentu saja Dalic tidak bercanda. Itu peringatan serius, justru menjadi ancaman mengerikan bagi armada Deschamps. “Kami belum pernah (tidak pernah) memenangkan trofi dan jika Tuhan menginginkannya, kami akan melakukannya,” tambah Dalic.

Sejarah baru

Prancis sendiri tak khawatir dengan keunggulan Kroasia. Penuh percaya diri, Deschamps menegaskan pasukannya bisa mengulangi kesuksesannya. “Saya akan mengulanginya. Saya di sini untuk menulis sejarah baru,” ujar juru taktik berusia 49 tahun itu.

Deschamps, salah satu dari 11 pemain inti Prancis saat menjuarai Piala Dunia 1998. Prancis menghancurkan Brasil 3-0 di final.

Namun demikian, dengan Deschamps mengatakan ingin membuat sejarah baru, pencapaian Prancis akan lebih signifikan jika mereka bisa menang di Rusia. Dua puluh tahun lalu, Prancis mengangkat trofi di kandang sendiri, di hadapan ribuan pendukung setianya, Stade de France, Saint-Denis, 12 Juli. Pesta di kandang lawan pasti lebih bahagia. Seorang juara sejati.

Piala Dunia 2018 akan segera berakhir. Semua mata tertuju pada Stadion Luzhniki. Akankah Prancis mengulangi kesuksesannya atau akan muncul juara baru? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Inggris dan Belgia belum selesai. Setidaknya masih ada tempat ketiga yang dipertaruhkan, Sabtu 14 Juli. Penting bagi kedua negara, pertandingan ini tidak ada bedanya dengan final. Inggris menang pada tahun 1966, kemudian peringkat keempat pada tahun 1990. Juara ketiga, jika bisa diraih, akan menjadi pelipur lara sebelum kembali ke kampung halaman. Dan Harry Kane dan kawan-kawan akan tetap disambut bak pahlawan.

Belgia juga mengincar hal serupa. Setelah tahun 1986, Setan Merah mampu melaju ke babak semifinal dan finis di peringkat keempat, kini pasukan Roberto Martinez bertekad membawa medali kehormatan.

Dramanya belum selesai gan! —Rappler.com

Nomor Sdy