• November 23, 2024
Kelas F2F berjalan lancar di Visayas Tengah

Kelas F2F berjalan lancar di Visayas Tengah

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kekurangan ruang kelas mengharuskan adanya pergeseran kelas di banyak dari 4.000 sekolah negeri dan swasta di Wilayah 7

CEBU, Filipina – Sekolah-sekolah di Visayas Tengah telah sepenuhnya menerapkan kelas tatap muka, Dr. Salustiano Jimenez, direktur regional Departemen Pendidikan Wilayah 7 (DepEd-7) mengatakan dalam konferensi pers akhir tahun pada Selasa, 27 Desember.

Jimenez berkata, “100% sekolah kami menerapkan kelas tatap muka penuh ini, namun masih ada pergeseran karena beberapa sekolah tidak memiliki ruang kelas.”

20 divisi regional Visayas Tengah memiliki sekitar 4.000 sekolah negeri dan swasta untuk tingkat dasar dan menengah.

Jimenez mengatakan sebagian besar fasilitas pembelajaran ini hancur saat Topan Odette pada Desember 2021, namun berangsur pulih sebelum akhir tahun 2022.

DepEd-7 mengatakan 2.516 sekolah telah dipulihkan sementara 884 fasilitas masih menunggu rehabilitasi. Dinas Pendidikan Daerah DepEd-7 juga mencatat, sebanyak 935 fasilitas pembelajaran atau ruang belajar sementara (TLS) baru dibangun di masa pandemi COVID-19.

TLS mengakomodasi siswa di daerah yang terkena dampak parah topan Odette dan bencana lainnya.

Biro Pertambangan dan Geosains di Visayas Tengah (MGB-7) baru-baru ini mendorong relokasi fasilitas pembelajaran di daerah pedalaman Kota Cebu karena bahaya geografis.

“Ini sebuah tantangan, tapi untuk sementara, jika ada area sekolah di dekatnya, kami akan menyiapkan beberapa TLS,” kata Jimenez dalam campuran bahasa Inggris dan Cebuano.

Prioritas pembelajaran

Selain perbaikan fasilitas pembelajaran yang sedang berlangsung, direktur wilayah mengatakan salah satu prioritas perbaikan pembelajaran DepED-7 adalah meningkatkan pemahaman membaca siswa.

“Berdasarkan survei kami, terdapat sebagian besar anak pada tahap K-3 (TK hingga Kelas 3) yang masih belum bisa membaca,” kata Jimenez.

Selama pandemi, baik guru maupun orang tua yang bekerja dari rumah merasa kesulitan untuk mengajar anak-anak mereka melalui sistem pembelajaran modal dan virtual.

Pada bulan Agustus, beberapa sekolah dasar memulai hari pertama kelas tatap muka dengan pelajaran membaca dan menulis untuk membantu siswa yang tertinggal selama persiapan pembelajaran virtual.

“Kami akan menerapkan berbagai modalitas, tidak hanya kelas tatap muka penuh, tapi juga kombinasi,” kata Jimenez.

Saat ini, perguruan tinggi dan sekolah swasta sudah mulai mengadopsi kombinasi pembelajaran virtual dan tatap muka untuk membantu meningkatkan kualitas pembelajaran siswa. Ini termasuk penggunaan sistem manajemen pembelajaran virtual (VMS) dan kelas virtual yang fleksibel. –Rappler.com


link demo slot