• October 1, 2024
Duterte berterima kasih kepada Amerika atas kembalinya Balangiga Bells

Duterte berterima kasih kepada Amerika atas kembalinya Balangiga Bells

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Penghargaan diberikan kepada rakyat Amerika dan rakyat Filipina. Titik,’ kata Presiden Rodrigo Duterte

MANILA, Filipina – Setelah lebih dari satu abad, lonceng Balangiga akhirnya ditemukan di Samar Timur.

Pada Sabtu, 15 Desember, Presiden Rodrigo Duterte menyaksikan penyerahan sertifikat pengalihan Lonceng Balangiga dari Wakil Kepala Misi Amerika Serikat (AS) John Law kepada Menteri Pertahanan Nasional Filipina Delfin Lorenzana.

Sertifikat tersebut kemudian diserahkan kepada Wali Kota Balangiga, Randy Graza.

Dalam pidatonya, Duterte mengatakan bahwa kembalinya lonceng tersebut dimungkinkan karena “beberapa upaya yang dilakukan oleh Amerika dan Filipina.” Namun dia mengatakan tidak ada negarawan tertentu yang bisa mengklaim pujian atas kepulangan bersejarah lonceng tersebut. (BACA: Kegembiraan saat Lonceng yang Disita AS Kembali ke Gereja Filipina)

“Biar saya perjelas mengenai hal ini: Ada beberapa orang yang menjadi front-loader dan bertele-tele dalam pemerintahan. Loncengnya dikembalikan dan itu benar-benar karena doa yang sungguh-sungguh dari seluruh bangsa Filipina,” kata Duterte.

“Tetapi tidak ada yang bisa mengklaim satu pun penghargaan atas tindakan kemurahan hati Amerika. Lonceng dikembalikan. Penghargaan diberikan kepada rakyat Amerika dan rakyat Filipina. Periode,” tambah Presiden.

Lonceng Balangiga tiba di Manila pada tanggal 11 Desember setelah bermalam di Okinawa, Jepang, dimana dua lonceng di Wyoming, AS, dan lonceng di Korea Selatan dipertemukan kembali.

Hubungan AS-PH yang ‘langsung’

Duterte juga mengatakan bahwa kembalinya negara tersebut merupakan sebuah “bab yang penuh semangat” dalam hubungan bilateral antara Manila dan Washington.

Lonceng Balangiga digunakan untuk menandai pengepungan bersejarah selama Perang Filipina-Amerika pada tahun 1901, di mana orang Filipina membunuh 48 dari 74 tentara Amerika.

Sebagai balas dendam atas kekalahan terburuk Amerika di Filipina, pasukan Amerika memimpin Pembantaian Balangiga, yang menewaskan sekitar 2.500 warga Filipina.

Lonceng-lonceng itu diambil sebagai rampasan perang.

Kembalinya lonceng tersebut, kata Duterte, adalah “pemulihan martabat warga Filipina.”

“Saya yakin nenek moyang kita merayakan kemenangan luar biasa ini bersama kita. Dan hal ini tidak hanya mengembalikan kejayaan kota ini, namun juga berkontribusi terhadap pemulihan penuh martabat kita sebagai warga Filipina,” katanya.

Proses panjang

Duterte bukanlah presiden pertama yang meminta Washington mengembalikan lonceng tersebut. Pada tahun 1994, Presiden Fidel Ramos meminta hal yang sama dari rekannya dari Amerika, Bill Clinton, tetapi tidak berhasil.

Pada tahun 2014, lebih dari 3.000 pemohon petisi online juga mendesak AS untuk mengembalikan Lonceng Balangiga. Namun, ketika Presiden AS Barack Obama mengunjungi Filipina tahun itu, pemimpin AS tersebut tidak menyebutkan masalah tersebut.

Duterte pertama kali menyerukan pengembalian lonceng tersebut pada pidato kenegaraannya yang kedua pada tahun 2017. Pernyataan tersebut disampaikan di hadapan Duta Besar AS untuk Filipina, Sung Kim.

“Kami tahu betul bahwa beberapa upaya telah dilakukan baik oleh Amerika maupun Filipina. Memang prosesnya panjang dan melelahkan, sampai-sampai kadang hasilnya mengecewakan, tapi penantian panjang itu sudah berakhir,” kata Duterte, Sabtu. – Rappler.com

Data HKKeluaran HKPengeluaran HK