• September 19, 2024
Gempa bumi dahsyat yang melanda Mindanao

Gempa bumi dahsyat yang melanda Mindanao

(DIPERBARUI) Sejak tahun 1900-an, Mindanao telah dilanda sedikitnya 35 gempa bumi. Berikut 3 gempa yang tergolong ‘merusak’ menurut Phivolcs.

MANILA, Filipina (DIPERBARUI) – Pada tanggal 15 Desember 2019, gempa berkekuatan 6,9 SR mengguncang Davao del Sur, dengan pusat gempa di dekat kota Padada. Sedikitnya 4 orang dilaporkan akibat guncangan tersebut.

Hanya dua bulan sebelumnya, pada bulan Oktober 2019, provinsi Cotabato yang berada di dekatnya mengalami 3 gempa bumi kuat berturut-turut: yang pertama berkekuatan 6,3 pada tanggal 16 Oktober, yang kedua berkekuatan 6,6 pada tanggal 29 Oktober, dan yang terbaru, hanya dua hari setelahnya. pada tanggal 31 Oktober, dengan magnitudo 6,5.

Gempa bumi berturut-turut ini melanda wilayah Tulunan, kotamadya kelas 2 di provinsi Cotabato dan mempengaruhi beberapa wilayah terdekat di Mindanao. Gempa bumi tersebut menewaskan sedikitnya 6 orang, melukai ratusan orang, dan lebih dari 8.000 penduduk mengungsi. (MEMBACA: PERHATIKAN: Bangunan hancur akibat gempa berkekuatan 6,5 yang melanda sebagian Mindanao)

Mindanao Tengah (wilayah SOCCSKSARGEN), yang mencakup Cotabato, merupakan salah satu wilayah yang aktif secara seismik di negara ini karena adanya beberapa patahan aktif di wilayah tersebut, jelas Institut Vulkanologi dan Seismologi Filipina (Phivolcs).

Sesar aktif yang mempengaruhi Cotabato adalah sesar M’lang, sesar Makilala-Malungon, sesar Columbio Utara, sesar Columbio Selatan dan sesar Mindanao lanjutan sebelah barat.

“Palung Cotabato juga merupakan sumber utama gempa bumi yang dapat berdampak pada wilayah tersebut. Selain itu, terdapat patahan lokal lain di dekatnya dan dapat menjadi sumber gempa kecil hingga kuat,” tambah Phivolcs.

Tercatat lebih dari seratus gempa bumi terjadi di Filipina sejak tahun 1600-an. Yang terkuat tercatat pada tanggal 20 dan 21 September 1897 yang terjadi di kawasan Laut Sulawesi, antara Pulau Sulu dan Basilan. (BACA: PETA: Gempa bumi terkuat di Filipina)

Sementara itu, Mindanao telah dilanda sedikitnya 35 gempa bumi sejak tahun 1900-an. Inilah 3 diklasifikasikan oleh Phivolcs sebagai “destruktif”, artinya dirasakan pada intensitas 7 atau lebih buruk. (BACA: SALAH: Gempa berkekuatan 8,0 SR melanda Mindanao – NDRRMC)

Gempa Teluk Moro

Pada tanggal 17 Agustus 1976, gempa bumi dahsyat berkekuatan 8,1 skala Richter mengguncang Teluk Moro, yang berada di lepas pantai Pulau Mindanao dan merupakan bagian dari Laut Sulawesi. Guncangan terutama dirasakan di Kota Cotabato dan di kota-kota besar dan kecil di sekitar teluk.

Namun yang membuat kejadian ini sangat dahsyat adalah tsunami yang ditimbulkannya sekitar dua hingga lima menit setelah gempa bumi. Kota yang paling terdampak gelombang terbesar yang mencapai ketinggian 9 meter ini antara lain Kota Pagadian, Kota Cotabato, Kota Zamboanga, dan Lebak di Sultan Kudarat. (MEMBACA: Pembunuh Tengah Malam: Tsunami Teluk Moro tahun 1976)

Gempa bumi Teluk Moro, digambarkan oleh Phivolcs sebagai “gempa tsunami terbesar yang terjadi di Mindanao dalam dua dekade terakhir”, menewaskan sekitar 8.000 orang, termasuk mereka yang hilang dan tidak pernah ditemukan.

Gempa bumi di Agusan del Sur

Pada bulan Juni 1999, gempa berkekuatan 5,1 melanda Bayugan, kota kelas 5 di Agusan del Sur. Meski berkekuatan sedang, intensitas gempa tercatat pada level 7 dan merusak sejumlah bangunan komersial, jalan, sekolah, dan infrastruktur lainnya. Dua hari kemudian, gempa berkekuatan 5,0 lagi melanda provinsi tersebut.

Phivolcs menjelaskan bahwa apa yang membuat gempa bumi di Agusan del Sur sangat merusak adalah “kemungkinan penguatan lokasi akibat timbunan sedimen yang tebal di daerah tersebut dan buruknya konstruksi yang umum terjadi di sekitar Bayugan.” Likuifaksi juga dipandang sebagai kemungkinan penyebab kehancuran.

“Likuifaksi adalah proses dimana tanah, yang biasanya bersifat berpasir, berubah menjadi cair atau mulai berperilaku seperti cairan sehingga kehilangan kekuatannya,” kata Mario Aurelio dari National Institute of Geological Sciences dalam sebuah wawancara. Rappler Berbicara Tentang Gempa Luzon pada bulan Agustus 2019.

Gempa Palimpang

Gempa Palimbang di Sultan Kudarat merupakan gempa destruktif terbaru yang melanda Mindanao yang terjadi pada tanggal 6 Maret 2002. Delapan orang tewas dalam kejadian ini.

Menurut Phivolcs, catatan menunjukkan gempa tersebut melukai 41 orang lainnya dan berdampak pada 7.684 keluarga di provinsi Sultan Kudarat, Sarangani, Cotabato Utara, dan Cotabato Selatan.

Bencana ini juga merusak jalan, jembatan, sekolah, perusahaan komersial dan infrastruktur lainnya, dengan total kerugian sebesar P4.175 juta. – Rappler.com

HK Prize