• November 24, 2024
Pejabat Indonesia menyerukan audit setelah kebakaran di Pertamina menewaskan 15 orang

Pejabat Indonesia menyerukan audit setelah kebakaran di Pertamina menewaskan 15 orang

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Saya sudah perintahkan Pertamina untuk segera mengusut tuntas masalah ini,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir.

Para pejabat Indonesia telah menyerukan penyelidikan dan audit terhadap fasilitas PERTM.UL milik perusahaan energi negara Pertamina setelah kebakaran di fasilitas penyimpanannya menewaskan 15 orang.

Kebakaran yang bermula dari pipa bahan bakar di tempat penyimpanan bahan bakar Pertamina Plumpang di ibu kota Jakarta sekitar pukul 20:00 (0100 GMT) pada hari Jumat, 3 Maret, dengan cepat menyebar ke rumah-rumah di sekitarnya, membuat warga di kawasan padat penduduk itu panik.

Pihak berwenang awalnya menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 17 orang, namun kemudian direvisi menjadi 15 orang. Lusinan orang terluka dan lebih dari seribu orang mengungsi, kata polisi pada hari Sabtu.

“Saya sudah perintahkan Pertamina untuk segera mengusut tuntas masalah ini,” kata Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir melalui laman Instagramnya.

“Perlu ada tinjauan operasional,” imbuhnya.

Api telah padam dan Pertamina menyatakan telah mencabut status darurat fasilitas tersebut dan melanjutkan aktivitas distribusi, sehingga pasokan bahan bakar untuk Jakarta akan tetap aman.

Investigasi masih dilakukan untuk mengetahui penyebab kebakaran, namun perusahaan mengatakan dalam pernyataannya pada hari Sabtu bahwa lokasi pipa telah ditemukan sebelum kebakaran.

Kebakaran tersebut menyebabkan puluhan rumah dan beberapa mobil hangus. Beberapa warga terlihat kembali ke rumah masing-masing untuk memeriksa tingkat kerusakan atau menyelamatkan barang-barang mereka dari reruntuhan.

Beberapa pergi dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain untuk mencari sanak saudara mereka yang hilang.

Audit

Sugeng Suparwoto, ketua komite energi DPR, menyerukan audit terhadap fasilitas Pertamina.

“Semua fasilitas, baik kilang maupun gudang, harus diaudit kembali,” ujarnya kepada KompasTV, seraya menyebut Pertamina kerap mengalami kebakaran di fasilitasnya.

Pada tahun 2021, terjadi kebakaran besar di kilang Pertamina di Balongan dan Cilacap.

Sugeng juga mengatakan, harus ada jarak yang lebih jauh antara fasilitas penyimpanan Pertamina dengan pemukiman warga. “Untuk fasilitas berkapasitas Plumpang, minimal harus ada jarak satu hingga dua kilometer dengan pemukiman warga.”

Depo Plumpang dengan kapasitas penyimpanan lebih dari 300.000 kiloliter merupakan salah satu terminal bahan bakar terbesar milik Pertamina.

Kawasan pemukiman padat berdiri di luar tembok luar Plumpang, hanya dipisahkan oleh jalan sempit, kata seorang saksi mata kepada Reuters.

Warga sekitar bisa mencium bau bahan bakar sekitar 30 menit sebelum kebakaran, kata Abdul Syukur, yang tinggal di dekatnya, kepada KompasTV.

“Baunya sangat menyengat sehingga membuat orang muntah-muntah dan ada yang hampir pingsan,” ujarnya. – Rappler.com

Hongkong Pool