Mantan pendeta Amerika telah dipenjara selama 12 tahun atas tuduhan melakukan hubungan seks anak di Timor Timur
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Kasus Richard Daschbach adalah pertama kalinya tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pendeta diadili di negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik.
DILI, Timor-Leste – Pengadilan di Timor-Leste (Timor Timur) pada Selasa (21 Desember) memenjarakan seorang pendeta Amerika yang dipecat selama 12 tahun, kata pengacaranya, setelah dia dituduh melakukan lebih banyak lagi jika melakukan pelecehan seksual terhadap belasan gadis selama beberapa dekade.
Kasus ini adalah pertama kalinya tuduhan pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pendeta diadili di negara yang menganut agama Katolik tersebut.
Richard Daschbach (84) mendirikan panti asuhan untuk anak yatim piatu, anak-anak rentan dan korban pelecehan pada awal tahun 1990an.
Pengacaranya, Miguel Faria, dalam komentar yang disiarkan portal berita online Stimor berita SMmengatakan tim kuasa hukumnya tidak menerima hukuman tersebut dan akan berkoordinasi dengan terdakwa dan keluarganya untuk menyiapkan banding.
Faria mengatakan, putusan tersebut berdasarkan keterangan empat korban, namun tidak memperhitungkan keterangan saksi lainnya.
Daschbach, yang menghadapi 14 dakwaan pelecehan seksual terhadap anak di bawah 14 tahun, serta satu dakwaan pornografi anak dan kekerasan dalam rumah tangga, kini ditahan dan tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Vatikan memecat pendeta kelahiran Pittsburgh itu pada November 2018. Dewan juri federal di Washington mendakwa Daschbach pada bulan Agustus atas tujuh tuduhan perilaku seksual yang melanggar hukum di luar negeri, kata Departemen Kehakiman AS.
Perusahaan bantuan hukum yang mewakili beberapa korban, JU,S Jurídico Social, menyambut baik putusan tersebut namun mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mengingat keseriusan kejahatan tersebut, ia seharusnya menerima hukuman maksimal 30 tahun.
Persidangan tersebut diadakan di distrik Oecusse, 200 km (125 mil) sebelah barat ibu kota, Dili, dan dekat dengan tempat penampungan Topu Honis miliknya.
Dikenal karena bantuannya selama kampanye kemerdekaan Timor Timur dari Indonesia, Daschbach mendapat rasa hormat dari beberapa elit politik negara tersebut.
Pada bulan Februari, mantan pemimpin dan pahlawan kemerdekaan Timor Timur Xanana Gusmao memicu kontroversi setelah dia difoto sedang memberikan kue ulang tahun kepada Daschbach.
– Rappler.com