• November 24, 2024
Walikota Samardorp menjalani skorsing preventif karena dugaan penyalahgunaan kekuasaan

Walikota Samardorp menjalani skorsing preventif karena dugaan penyalahgunaan kekuasaan

Walikota Hinabangan Elena Dieza telah diskors selama 60 hari sementara dewan provinsi Samar mendengarkan pengaduan terhadapnya.

Walikota Hinabangan Elena Dieza telah dikenakan skorsing preventif karena dugaan penyalahgunaan kekuasaan, setelah dewan provinsi merekomendasikan hal tersebut kepada Gubernur Reynolds Michael Tan.

Keputusan itu berdasarkan Pasal 60 UU Undang-Undang Republik 7160 atau Peraturan Pemerintah Daerah tahun 1991 yang mengatur bahwa pejabat daerah terpilih dapat dikenakan sanksi, skorsing atau pemberhentian berdasarkan alasan tertentu.

Setelah melalui pertimbangan yang matang, Panlalawigan Sangguniang memberikan suara 7-5 untuk menyetujui rekomendasi penangguhan preventif 60 hari terhadap Dieza.

Anggota dewan Fe Tan-Arcales, Lee Zosa, Beethoven Bermejo, Luzviminda Nacario, Carlo Latorre, Ma. Elpa De Jesus dan Bernard Oñate memilih untuk menangguhkan Dieza, sementara anggota dewan Julius Mancol, Regina Rabuya, Miguelito Ayong, Alfredo Serrano dan Alvin Abejuela menentangnya.

Tan memberlakukan penangguhan preventif karena pejabat terpilih adalah pemimpin kotamadya. Berdasarkan Undang-Undang Pemerintahan Daerah tahun 1991, gubernur mempunyai kewenangan untuk memberhentikan sementara jika ada alasan untuk tindakan disipliner administratif.

Cyril Casey Blanco dari Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah Daerah (DILG) Visayas Timur mengatakan kepada Rappler bahwa dia tidak dapat mengomentari masalah ini karena kantor regional belum menerima salinan keputusan tersebut, namun dia mengatakan bahwa Dewan Provinsi Samar telah kekuasaan untuk bertindak sebagai badan kuasi-yudisial.

Wakil Walikota Clarito Rosal segera mengambil alih jabatan penjabat walikota setelah diambil sumpahnya di hadapan gubernur pada 25 September.

‘Penyalahgunaan kekuasaan’

Rosal mengajukan serangkaian pengaduan administratif terhadap Dieza ke Dewan Provinsi Samar, termasuk dugaan penindasan, pelanggaran dalam jabatan, dan penyalahgunaan kekuasaan.

Rosal mencontohkan perintah Dieza untuk menahan gaji dan tambahan santunan anggota Sangguniang Bayan dalam memorandum tertanggal 26 Februari 2021.

Dieza menjelaskan, keputusannya untuk menahan gaji anggota Sangguniang Bayan karena tidak adanya penyesuaian anggaran tahunan Hinabangan tahun anggaran 2021.

Menanggapi penjelasan Dieza, Tan mengatakan kepada wartawan pada 27 September dalam bahasa campuran Waray dan Inggris: “Sebagai kepala eksekutif lokal, saya tahu bahwa kami tidak dapat menahan gaji karyawan tetap dan pejabat terpilih tanpa proses yang semestinya.”

Tan mengatakan dia bertindak cepat atas perintah penangguhan preventif untuk mencegah Dieza mempengaruhi Sangguniang Panlalawigan selama kasus administratifnya disidangkan.

Dieza beralasan Sangguniang Panlalawigan tidak memberikan kesempatan untuk didengar pendapatnya, namun Tan mengatakan Dieza sudah menyerahkan surat ke DPRD pada 25 Agustus lalu melalui Wakil Gubernur Angelica Gomez.

Pada 1 Juni, Dieza menulis surat kepada Rosal yang menekankan perintahnya untuk mencairkan gaji anggota Sangguniang Bayan mulai Maret hingga Mei 2021, namun dengan imbauan untuk mempercepat anggaran tahunan Hinabangan.

“Saya tidak malu dengan apa yang saya lakukan karena saya tidak mencuri uang. Yang saya lakukan hanyalah memastikan anggaran tersebut masuk sehingga masyarakat bisa merasakan pelayanan yang lebih baik dari kami,” kata Dieza kepada wartawan di Waray, 25 September lalu.

Pada tanggal 28 September, Sangguniang Panlalawigan mengadakan sidang pendahuluan atas pengaduan terhadap Dieza.

Baris anggaran

Walikota yang kontroversial ini mengatakan bahwa isu seputar peraturan alokasi anggaran telah berdampak pada seluruh kota Hinabangan, terutama para konstituennya, karena kota tersebut beroperasi dengan anggaran yang diberlakukan kembali.

“Saya menyatakan semua yang saya komunikasikan dengan mereka sebagai sesuatu yang mendesak karena pandemi ini, namun mereka terus mengabaikan saya. Kita harus saling membantu di masa-masa seperti ini, apalagi saat ini kita sering menghadapi bencana,” kata Dieza.

Beberapa anggota Sangguniang Bayan mengaku enggan menyetujui anggaran Pemkot karena adanya dugaan isian yang meragukan.

Anggota Sanggunian Bayan, Hector Amaro, mengklaim dalam sebuah postingan Facebook pada tanggal 20 Juli bahwa ada angka yang hilang dari alokasi dana pembangunan kota yang berkelanjutan dari tahun 2016 hingga 2020.

Menanggapi hal tersebut, Dieza mengklaim Sangguniang Bayan hanya ingin mengalihkan anggaran dari kantor Wali Kota ke DPRD, bukan melalui kantornya. – Rappler.com

Lance Paolo Lim adalah jurnalis yang berbasis di Visayas dan penerima penghargaan Aries Rufo Journalism Fellowship

Togel Singapore Hari Ini