• November 23, 2024

Narcs mengajukan tuntutan narkoba terhadap 17 tersangka penyerangan pesta pantai Davao

Penggerebekan itu merupakan hasil pengawasan selama dua bulan terhadap kelompok Revsan Elizalde, kata PDEA

Badan Penegakan Narkoba Filipina (PDEA) mengajukan tuntutan pidana terhadap 17 orang yang ditangkap karena obat-obatan terlarang senilai P1,5 juta yang disita saat pesta pantai di kota Mabini, Davao de Oro pada hari Sabtu, 6 November.

Noli Dimaandal, juru bicara PDEA wilayah Davao, mengatakan pada Selasa, 9 November, pengaduan pelanggaran Undang-Undang Narkoba Berbahaya Komprehensif telah diajukan pada Senin, 8 November, ke Kantor Kejaksaan Provinsi di Davao de Oro.

“(Pengaduan) yang sama juga diajukan terhadap 17 orang tersebut,” ujarnya. Mereka masih ditahan di kantor Biro Investigasi Nasional di Kota Davao pada Selasa sore karena fasilitas penahanan PDEA penuh, kata Dimaandal.

Penggerebekan resor Mabini memicu kontroversi karena foto kelompok tersebut yang beredar di media sosial menunjukkan petugas informasi Kota Davao Jefry Tupas ada di sana.

Tupas mengatakan dia adalah salah satu tamu Pendeta Ethelbert Papey Elizalde, pembawa acara pesta yang rupanya menjadi sasaran utama PDEA. Pesta tersebut diadakan di Sea Eagle Beach Resort di Barangay Pindasan, Mabini, dua jam perjalanan dari Kota Davao.

Tupas memberi tahu Rappler bahwa dia menghadiri pesta tersebut tetapi diyakini pergi setelah makan malam untuk kembali ke Kota Davao bersama pacarnya dan rekan lainnya.

Walikota Davao Sara Duterte mengatakan pada hari Selasa bahwa Tupas dipecat pada hari Minggu, 7 November karena dia “terlibat dalam penggerebekan narkoba”.

Pengawasan dua bulan

PDEA juga mengidentifikasi pengunjung pesta berikut yang ditangkap selama penggerebekan: Eana Faye Marie Olea, Bryk Jiordan Archival, Kurk Bryan Tiubot, Paolo Guerero; Jomark Aping, Ariel Good, Edel Knight, Ronald Chuan, Fritz Dinopol, Tom Jhun Ganda; Mark Christopher Isip, Janlord Masong, Christopher Prudente, Jesus Ragas III, Giovanni Tabanao dan Jason Viduya.

Dimaandal mengatakan penggerebekan itu merupakan hasil pengawasan terhadap kelompok Elizalde selama kurang lebih dua bulan.

Elizalde, 33 tahun, dari Catalunan Pequeño, Kota Davao, adalah tersangka utama dalam daftar pantauan PDEA. Dia juga menjadi pembawa acara pesta yang diselenggarakan tepat pada hari ulang tahunnya.

Pihak berwenang menggerebek Elizalde dan empat orang lainnya setelah dia diduga menjual narkoba dan ganja kepada agen yang menyamar.

PDEA mengatakan penegak hukum kemudian menangkap sedikitnya selusin orang lainnya dalam penggerebekan narkoba dan menemukan lebih banyak lagi orang yang diduga merupakan obat-obatan terlarang.

Polisi Davao tidak menyadarinya?

Kepala Polisi Kota Davao Kolonel Kirby John Kraft mengatakan dia tidak mengenal Elizalde dan tidak menyadari bahwa dia ada dalam daftar pengawasan PDEA.

Kraft mengatakan kepolisian Kota Davao juga tidak memiliki catatan tentang Tupas.

“Ini bukan untuk membersihkan seseorang. Saya hanya mengatakan kami tidak memiliki catatan tentang Tupas,” kata Kraft.

Namun dia mengatakan dia akan memeriksa Elizalde dan tersangka lainnya yang ditangkap di Mabini, termasuk Tupas.

Kraft mengatakan dia mengharapkan PDEA untuk menentukan dari mana asal dugaan obat-obatan terlarang yang disita di Mabini.

“Ini adalah operasi PDEA sehingga mereka harus bisa mengetahui dari mana obat tersebut berasal,” kata Kraft.

Ia menuduh polisi di Kota Davao tidak toleran terhadap aktivitas obat-obatan terlarang hingga kepemilikan dan penjualan obat-obatan terlarang di kota tersebut menjadi bisnis yang berisiko tinggi.

Kami secara ketat berada di Davao. Itu sebabnya shabu sangat mahal di sini (Kami sangat ketat di Davao. Itu sebabnya harga shabu di sini sangat tinggi),” kata Kraft.

Beberapa dari mereka yang ditangkap adalah profesional muda yang berbasis di Davao City yang tertangkap menggunakan berbagai jenis narkoba: LSD, sabu, dan ganja. – Rappler.com

Data Hongkong