• September 19, 2024
Duta Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan Putin berencana menghadiri KTT G20

Duta Besar Rusia untuk Indonesia mengatakan Putin berencana menghadiri KTT G20

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Duta Besar Lyudmila Vorobieva mengatakan Presiden Rusia Vladimir Putin bermaksud menghadiri KTT G20 di Indonesia akhir tahun ini

JAKARTA, Indonesia – Presiden Rusia Vladimir Putin bermaksud menghadiri KTT G20 di Indonesia akhir tahun ini, kata duta besar Rusia untuk Indonesia pada Rabu (23 Maret), menolak saran beberapa anggota G20 bahwa Rusia mungkin dilarang bergabung dalam kelompok tersebut.

Amerika Serikat dan sekutu-sekutu Baratnya sedang mempertimbangkan apakah Rusia harus tetap berada dalam kelompok negara-negara ekonomi utama Kelompok Dua Puluh (G20) setelah invasi mereka ke Ukraina, kata sumber yang terlibat dalam diskusi tersebut kepada Reuters.

Namun setiap upaya untuk mengecualikan Rusia kemungkinan akan diveto oleh negara-negara lain dalam kelompok tersebut, sehingga meningkatkan kemungkinan beberapa negara melewatkan pertemuan G20, kata sumber tersebut.

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, yang saat ini menjabat sebagai ketua bergilir G20, mengatakan Putin bermaksud melakukan perjalanan ke pulau resor Indonesia, Bali, untuk menghadiri KTT G20 pada bulan November.

“Hal ini akan bergantung pada banyak hal, termasuk situasi COVID, untuk menjadi lebih baik. Sejauh ini niatnya adalah… dia ingin melakukannya,” kata Duta Besar Lyudmila Vorobieva pada konferensi pers.

Ketika ditanya mengenai usulan untuk mengecualikan Rusia dari G20, dia mengatakan ini adalah forum untuk membahas masalah ekonomi dan bukan krisis seperti Ukraina.

“Tentu saja, mengeluarkan Rusia dari forum semacam ini tidak akan membantu menyelesaikan masalah ekonomi ini. Sebaliknya, tanpa Rusia akan sulit melakukan hal tersebut.”

Kementerian Luar Negeri Indonesia menolak mengomentari seruan agar Rusia dikeluarkan dari G20.

Rusia melancarkan invasi ke tetangganya di selatan pada 24 Februari.

Putin mengatakan Rusia sedang melakukan “operasi militer khusus” untuk menghentikan pemerintah Ukraina melakukan genosida – sebuah tuduhan yang oleh Barat disebut sebagai rekayasa yang tidak berdasar.

Vorobieva mendesak Indonesia tidak terpengaruh oleh tekanan negara-negara Barat.

“Kami sangat berharap pemerintah Indonesia tidak menyerah pada tekanan buruk yang diterapkan tidak hanya terhadap Indonesia, tetapi juga terhadap banyak negara lain di dunia yang dilakukan oleh Barat,” kata Vorobieva yang mengatakan bahwa Rusia aktif menghadiri semua pertemuan G20. ikut. .

‘Melakukan sesuatu yang lain’

Rusia menghadapi serangan sanksi internasional yang dipimpin oleh negara-negara Barat yang bertujuan untuk mengisolasinya dari perekonomian global, termasuk menguncinya dari sistem pesan perbankan global SWIFT dan membatasi transaksi melalui bank sentralnya.

Pada hari Selasa, Polandia mengatakan pihaknya telah mengusulkan kepada pejabat perdagangan AS agar mereka menggantikan Rusia dalam kelompok G20 dan usulan tersebut mendapat “tanggapan positif”.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan anggota G20 harus mengambil keputusan, namun isu tersebut bukan prioritas saat ini.

“Jika menyangkut pertanyaan tentang bagaimana melanjutkan WTO dan G20, penting untuk mendiskusikan pertanyaan ini dengan negara-negara terkait dan tidak memutuskannya secara individu,” kata Scholz.

“Jelas kami sibuk dengan hal lain selain berkumpul dalam pertemuan semacam itu. Kami sangat membutuhkan gencatan senjata.”

Ketika ditanya apakah Presiden Joe Biden akan mendorong Rusia keluar dari G20 ketika ia bertemu sekutunya di Brussel minggu ini, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih: “Kami yakin hal ini tidak akan berjalan seperti biasa bagi lembaga-lembaga internasional Rusia dan dalam komunitas internasional.”

Namun, Amerika Serikat berencana untuk berkonsultasi dengan sekutunya sebelum mengambil keputusan lain, katanya.

Sumber Uni Eropa secara terpisah mengkonfirmasi diskusi mengenai status Rusia pada pertemuan G20.

“Sudah jelas bagi Indonesia bahwa kehadiran Rusia pada pertemuan tingkat menteri mendatang akan menimbulkan masalah besar bagi negara-negara Eropa,” kata sumber tersebut, seraya menambahkan, namun tidak ada proses yang jelas untuk mengecualikan suatu negara.

Wakil Gubernur Bank Sentral Indonesia, Dody Budi Waluyo, mengatakan pada hari Senin bahwa posisi Indonesia adalah netral dan akan menggunakan kepemimpinan G20 untuk menyelesaikan masalah, namun Rusia memiliki “komitmen kuat” untuk hadir dan anggota lain tidak dapat melarangnya untuk melakukan hal tersebut. . Jadi. – Rappler.com