• October 22, 2024
Pasien virus corona di Mindanao adalah warga Kota Pasig

Pasien virus corona di Mindanao adalah warga Kota Pasig

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Pasien tersebut kini dirawat di Pusat Medis Mindanao Utara

CAGAYAN DE ORO CITY, Filipina – Pasien COVID-19 pertama di Mindanao telah dirawat di Pusat Medis Mindanao Utara (NMMC) di sini sejak 3 Maret, namun baru dikonfirmasi positif mengidap penyakit tersebut oleh Departemen Kesehatan (DOH) pada hari Rabu. , 11 Maret.

COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona baru.

Direktur DoH Northern Mindanao (Region 10) Adriano Suba-an mengatakan bahwa pasien tersebut adalah seorang pria berusia 54 tahun yang telah menjadi penduduk Kota Pasig sejak tahun 2017 dan kembali ke sini untuk kembali ke rumahnya di Lanao del Sur untuk berhenti.

Suba-an mengatakan pasien memutuskan pulang untuk berobat di sini, yang menyebabkan dia ditahan di sebuah rumah sakit di Kota Iligan.

“Gejalanya dimulai pada 24 Februari 2020 lalu dan dirawat di rumah sakit di Kota Lligan pada 3 Maret 2020 lalu karena pneumonia. Ia kemudian dirujuk ke Northern Mindanao Medical Center (NMMC) pada 8 Maret 2020. Sampel diambil dan dikirim ke Research Institute of Tropical Medicine (RITM). Pada 11 Maret 2020, hasilnya dipastikan positif SARS-CoV-2, penyebab penyakit Coronavirus – 2019 (COVID-19),” kata Suba-an.

Suba-an mengatakan, pasien tersebut diawasi oleh dokter spesialis penyakit menular sesuai pedoman terbaru WHO.

“DOH sedang melakukan pelacakan kontak dan meningkatkan pengawasan penyakit melalui Tim Tanggap Darurat Kesehatan Barangay (BHERT) di masyarakat dan melalui pengawasan infeksi saluran pernapasan akut (SARI) yang parah di rumah sakit,” kata Suba-an.

Dr. Jose Chan, kepala rumah sakit NMMC mengatakan: “Ini adalah infeksi virus, jadi protokol yang biasa dilakukan untuk mengobati infeksi virus diikuti karena sekarang ini adalah soal suportif (pengobatan).”

Chan mengatakan pasien tersebut menggunakan ventilator karena mengeluh sesak napas.

Perpindahan lokal

Chan mengatakan pasien tersebut mungkin tertular virus di Kota Pasig tempat dia tinggal sejak tahun 2017.

Suba-an mengatakan, pasien tersebut “tidak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri, mungkin menular secara lokal di Wilayah Ibu Kota Negara tempat dia bekerja sebelumnya,” kata Suba-an.

“Sesampainya di rumah langsung dibawa ke rumah sakit dan diisolasi sesuai kebutuhan serta dirujuk ke NMMC untuk mendapatkan penanganan yang tepat juga,” tambah Suba-an.

Suba-an menambahkan bahwa negara tersebut tidak mampu membiayai transmisi lokal generasi ke-2.

“Kami juga mempersiapkan wilayah lain di Wilayah 10 untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi,” kata Suba-an.

“Yang kami hindari adalah masyarakat mulai memadati rumah sakit karena ingin konsultasi kesehatan atau tes laboratorium. Sederhananya, jika Anda mengalami gejala seperti demam, batuk, atau diare, tetapi Anda tidak terpapar atau bepergian ke tempat yang terjangkit virus tersebut, jangan ke NMMC, konsultasikan ke dokter biasa, ”kata Suba-an.

“Sekarang kalau tidak ada gejala, tapi punya riwayat perjalanan dengan yang terkonfirmasi kasus, jangan ke UGD NMMC sekarang, lakukan karantina mandiri,” tambah Suba-an.

“Nah kalau sudah mulai merasakan sesuatu dan sudah terpapar, maka itulah saatnya Anda benar-benar harus ke UGD untuk konsultasi dan tes laboratorium agar kita bisa memprioritaskan dan menyelidiki siapa yang menjadi prioritas kita,” kata Suba-an.

Suba-an mengingatkan masyarakat bahwa virus menular melalui droplet dan bukan melalui udara. “Kami mengimbau masyarakat untuk tetap rutin mencuci tangan, menghindari keramaian dan binatang buas, jangan pernah batuk tanpa saputangan atau tisu, memakai masker jika sakit atau berada di fasilitas kesehatan, dan melakukan konsultasi dini. – Rappler.com

Data Sydney