• October 19, 2024
Jaminan kinerja senilai P25,7 miliar belum dibayar oleh Mislatel

Jaminan kinerja senilai P25,7 miliar belum dibayar oleh Mislatel

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Berdasarkan kerangka referensi untuk pemain telekomunikasi besar ketiga, jaminan kinerja sebesar P25,7 miliar seharusnya dibayarkan pada 17 Februari

MANILA, Filipina – Mislatel, konsorsium yang disebut-sebut sebagai pemain telekomunikasi besar baru di Filipina, belum membayar performance bond sebesar P25,7 miliar kepada pemerintah.

Jaminan kinerja seharusnya dibayarkan pada atau sebelum 17 Februari, akhir periode 90 hari pasca kualifikasi, berdasarkan kerangka acuan (TOR) dalam proses seleksi pemain telekomunikasi ke-3.

TOR menyebutkan performance bond akan dibayarkan sebelum penerbitan Certificate of Public Convenience and Necessity (CPCN).

Beberapa sumber mengatakan kepada Rappler bahwa gagal bayar bisa berarti tawaran gagal.

Jaminan kinerja adalah 10% dari modal dan biaya operasional pemenang lelang. Mislatel berkomitmen menghabiskan P257 miliar dalam 5 tahun untuk upaya tersebut.

Namun Sekretaris Teknologi Informasi dan Komunikasi Eliseo Rio Jr mengatakan kepada Rappler pada Jumat 22 Februari bahwa obligasi tersebut belum tertagih karena masalah waralaba Mislatel. (DALAM KARTU: rencana peluncuran Mislatel)

“Kami tidak bisa memberikan frekuensi dan CPCN kepada Mislatel sampai mereka mendapat persetujuan resmi dari Kongres untuk pengalihan hak waralaba Mislatel ke konsorsium,” kata Rio.

Rio mengatakan Mislatel dapat membayar jaminan kinerja hanya setelah mendapat persetujuan Kongres.

“Performance bond hanya akan (dibayarkan) dengan persetujuan karena tidak perlu jika ditolak,” imbuhnya.

Anggota konsorsium yang terdiri dari Udenna Corporation milik Dennis Uy, anak perusahaannya Chelsea Logistics, dan perusahaan milik negara China Telecommunications setuju untuk meningkatkan kepemilikannya di Mislatel untuk mendapatkan saham pengendali di perusahaan tersebut.

Beberapa anggota parlemen menentang hal ini, karena mereka percaya bahwa perusahaan tersebut seharusnya mendapat persetujuan Kongres sebelum melakukan hal tersebut.

Namun, Senat sudah menyetujui resolusi DPR terkait masalah tersebut.

Rio bersikeras agar kedua majelis Kongres bertemu dalam konferensi bikameral mengenai masalah ini.

Senator Grace Poe, ketua komite pelayanan publik, mengatakan tidak perlu ada bicam dalam resolusi Mislatel.

Rappler meminta komentar dari Mislatel mengenai jaminan kinerja, namun belum memberikan tanggapan hingga postingan ini dibuat. – Rappler.com

Data HK Hari Ini