• September 20, 2024
Kematian akibat COVID-19 di Baguio pada bulan April sudah mencapai seperempat dari total kematian di kota tersebut

Kematian akibat COVID-19 di Baguio pada bulan April sudah mencapai seperempat dari total kematian di kota tersebut

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Dengan 42 kematian pada bulan ini, bulan April kini menjadi bulan yang paling mematikan dalam hal kasus COVID-19 di Kota Baguio

Berdasarkan data Kantor Pelayanan Kesehatan Kota Baguio (BCHSO), hingga Rabu, 14 April, tercatat ada 170 kematian akibat COVID-19 di sini, yaitu 1,86% dari total kasus terkonfirmasi saat ini sebanyak 9.045 kasus.

Artinya, dari setiap 1.000 orang yang positif mengidap penyakit virus corona, terdapat 19 kasus meninggal.

Empat puluh dua atau 24,71% dari kasus tersebut dilaporkan pada paruh pertama April 2021, yang merupakan rekor jumlah kematian tertinggi dalam sebulan di kota ini sejak Maret 2020. Dan masih ada 15 hari tersisa di bulan ini.

Total kematian di bulan April sejauh ini lebih dari 24,7% atau seperempat dari total kematian akibat COVID-19 di kota tersebut.

Petugas medis Rumah Sakit Umum Baguio Dr. Bernard Demot mengatakan sebagian besar kematian disebabkan oleh pasien yang tidak datang ke rumah sakit tepat waktu.

“Saat mereka datang kepada kami, mereka sudah merasakan gejalanya selama seminggu atau lebih,” katanya.

Selama dua minggu pertama bulan April, hanya ada satu hari di mana kota tersebut tidak melaporkan kematian akibat COVID.

Selain itu, persentase kematian tertinggi per hari tercatat pada 9 April lalu, yakni sebanyak 9 (30%) kematian dari 30 kasus yang dilaporkan.

Rata-rata hari sejak tanggal mulai atau tanggal pengumpulan sampai dengan tanggal kematian adalah 10,92 atau 11 hari dengan simpangan baku 15,01 hari. Artinya, pasien meninggal rata-rata 6 hingga 16 hari sebelum kematiannya.

Tujuh belas pasien (40,48%), atau hampir setengah dari 42 kasus meninggal, termasuk dalam kelompok usia 60 hingga 69 tahun. Kebanyakan dari mereka berusia 64 tahun.

Kelompok usia dengan kematian terbanyak berikutnya adalah kelompok usia 70 hingga 79 tahun dengan 8 kematian.

Terdapat pula 14 pasien tanpa gejala dan 3 orang dinyatakan meninggal pada saat kedatangan (DOA). Tujuh di antaranya merupakan kontak erat pasien COVID-19. Empat (4) dari 42 pasien dinyatakan sembuh namun akhirnya meninggal dalam waktu kurang lebih 1 hingga 7 hari setelah pemulihan.

Untuk sebaran 42 kematian per barangay, terdapat 30 barangay yang teridentifikasi. Korban tewas akibat insiden Bulan Madu-Roh Kudus di Pacdal dan Pinsao Proper telah dilaporkan.

Sementara itu, barangay Bakakeng Utara, Irisan, Desa Imelda, dan Proper Bukit Quezon masing-masing melaporkan 2 kematian.

Pada 15 April, Cordillera mencatat 383 kematian. Baguio menyumbang 44% sementara Benguet dengan 125 kematian menyumbang 32%. – Rappler.com

uni togel