Kongres menyetujui rancangan undang-undang yang menunda pemilihan barangay hingga Oktober 2023
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
RUU yang bertujuan untuk menunda pemilu barangay dan Sangguniang Kabataan hingga Oktober 2023 kini menunggu tanda tangan Presiden Marcos.
MANILA, Filipina – Penundaan pemilu Barangay dan Sangguniang Kabataan pada Desember 2022 tinggal selangkah lagi untuk disahkan menjadi undang-undang.
Hal ini setelah DPR dan Senat pada Rabu 28 September secara terpisah meratifikasi laporan komite konferensi bikameral yang memindahkan pelaksanaan pemilu ke Senin terakhir bulan Oktober 2023.
Awalnya, kedua kamar di Kongres meloloskan langkah-langkah individual yang menunda pemungutan suara hingga Desember 2023, namun anggota parlemen mencapai konsensus untuk menetapkan pemilu dua bulan lebih awal dari yang disetujui sebelumnya.
Langkah yang diratifikasi sekarang akan diserahkan kepada Presiden Ferdinand Marcos Jr. dikirim ke mejanya untuk ditandatangani.
Komisi Pemilihan Umum (Comelec), yang akan mengawasi pemilu, mengatakan bahwa menunda pemilu selama satu tahun akan menimbulkan biaya tambahan hingga P10 miliar.
Pernyataan Ketua Comelec George Garcia ini pada dasarnya menyangkal pernyataan sebelumnya yang dibuat oleh anggota parlemen bahwa menunda pelaksanaan pemilu barangay akan memungkinkan pemerintah menghemat uang.
Anggota parlemen malah ingin menggunakan anggaran awal Pemilu Barangay Comelec senilai P8,4 miliar untuk respons pandemi.
Namun Garcia mengatakan komisi tersebut memiliki otonomi fiskal, yang berarti uang yang telah diberikan kepada lembaga pemilu tidak akan dikembalikan ke departemen eksekutif, meskipun pemilu ditunda.
Kantor Ketua DPR Martin Romualdez mencatat bahwa kebutuhan anggaran Comelec akan dipenuhi setelah penundaan.
“Dana yang diperlukan untuk pelaksanaan undang-undang yang menunda pemilihan barangay dan SK akan diambil dari alokasi Comelec berdasarkan Undang-Undang Anggaran Umum atau alokasi tambahan yang nantinya dapat disetujui Kongres,” kata kantornya pada hari Rabu dalam sebuah pernyataan.
Beberapa anggota parlemen juga berargumentasi bahwa menunda pemilu barangay akan memungkinkan negara tersebut untuk “sembuh” setelah pemilu presiden yang memecah belah pada bulan Mei, namun para pengawas menyatakan bahwa penundaan akan menghilangkan hak pemilih untuk mengganti pemimpin secara teratur.
Comelec mengatakan mereka akan melanjutkan persiapan untuk pemilu barangay sampai Marcos menandatangani rancangan undang-undang yang menunda tindakannya pada bulan Desember. – Rappler.com