Kota Cebu mengizinkan kapel mengadakan misa dan pengakuan dosa
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
MASSA. Pekan Suci ini, warga Kota Cebu dapat menghadiri kebaktian Jumat Pertama sementara para pejabat mempelajari kemungkinan kegiatan Prapaskah lainnya seiring menurunnya kasus COVID-19
CEBU CITY, Filipina – Kota Cebu kini mengizinkan kegiatan keagamaan secara langsung seperti misa pesta dan pengakuan dosa di kapel, dengan syarat para selebran dan jemaah mengikuti protokol kesehatan Tingkat Peringatan 3, Anggota Dewan Joel Garganera Diumumkan Jumat 11 Februari.
Garganera, wakil kepala pelaksana pusat operasi darurat kota, bertemu dengan para pastor paroki di Istana Uskup Agung di Jalan Dionisio Jakosalem, Kota Cebu.
“Dalam pertemuan tersebut diumumkan bahwa misa, misa pesta, dan pengakuan dosa di kapel kini diperbolehkan asalkan protokol diterapkan,” kata Garganera.
Kota Cebu berada dalam status Siaga Level 3 sejak 14 Januari.
Selama periode ini, tingkat positif COVID-19 di Kota Cebu meningkat menjadi 43%, sehingga pejabat kota menghentikan sementara misa kapel dan kegiatan keagamaan lainnya.
Pada Tingkat Siaga 3, lembaga keagamaan hanya diperbolehkan beroperasi maksimal 30% dari kapasitas tempat di dalam ruangan untuk individu yang telah divaksinasi lengkap dan 50% dari kapasitas tempat di luar ruangan.
Menurut Garganera, kebaktian Jumat Pertama juga diperbolehkan. Kegiatan Prapaskah juga dilakukan selama pertemuan tersebut, namun belum diumumkan.
Kemungkinan menurunkan tingkat kewaspadaan?
Meskipun Kota Cebu masih memiliki lebih dari 3.000 kasus aktif, tingkat positif hariannya telah menyusut dari 43% pada pertengahan Januari menjadi kurang dari 12% pada 10 Februari.
Berdasarkan data Emergency Operations Center (EOC) Kota Cebu hingga Kamis, 10 Februari, tingkat keterpakaian tempat tidur COVID-19 di kota tersebut berada pada angka 39,03%.
Dari 925 tempat tidur COVID, 361 diantaranya ditempati oleh pasien dengan gejala parah.
Angka tersebut merupakan peningkatan besar dari data yang dirilis pada 1 Februari, ketika tingkat pemanfaatan tempat tidur COVID-19 di kota tersebut berada pada angka 61,15%. Dari 713 tempat tidur COVID, 436 telah terpakai.
Garganera berharap pemerintah pusat akan menurunkan tingkat kewaspadaan kota pada 16 Februari.
“Ini lonjakan kami yang ke-4, kurang lebih kami sudah familiar dengan perilakunya. Bukan sekedar perasaan, tapi semua indikasi mengarah ke sana,” ujarnya. – Rappler.com