Letusan gunung berapi Semeru di Indonesia menewaskan 14 orang; puluhan orang terluka
- keren989
- 0
(PEMBARUAN ke-4) Kementerian Perhubungan Indonesia mengatakan letusan tersebut tidak menyebabkan gangguan pada penerbangan, meskipun pilot telah diperingatkan untuk mewaspadai jatuhnya abu.
SUMBERWULUH, Indonesia – Letusan gunung berapi Semeru menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai puluhan lainnya di Pulau Jawa, kata Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada Minggu, 5 Desember, saat tim penyelamat mencari korban di bawah lapisan abu, terkadang menggali dengan tangan kosong.
Semeru, gunung tertinggi di Jawa, memuntahkan abu dan awan panas pada hari Sabtu, 4 Desember, menyelimuti kota-kota terdekat di provinsi Jawa Timur dan membuat orang-orang melarikan diri karena panik.
Letusan tersebut menghancurkan bangunan dan memutus jembatan strategis yang menghubungkan dua wilayah di kabupaten Lumajang yang berdekatan dengan kota Malang, kata pihak berwenang.
Seorang pejabat BNPB mengatakan pada konferensi pers Minggu malam bahwa 14 orang tewas, sembilan di antaranya sudah teridentifikasi, dan 56 orang luka-luka, sebagian besar luka bakar.
Sekitar 1.300 orang telah dievakuasi, sementara sembilan orang masih belum ditemukan, kata BNPB.
Taufiq Ismail Marzuqi, seorang warga di Kabupaten Lumajang yang menjadi sukarelawan untuk membantu, mengatakan kepada Reuters bahwa upaya penyelamatan “sangat sulit” karena jembatan putus dan para sukarelawan kurang berpengalaman.
Dalam video yang direkamnya, petugas polisi dan militer mencoba menggali mayat dengan tangan kosong.
Tim penyelamat di desa Curah Kobokan, juga di Lumajang, menemukan mayat seorang ibu yang masih menggendong bayinya, kantor berita Antara melaporkan.
Seorang saksi Reuters di kawasan Sumberwuluh mengatakan rumah dan kendaraan hampir seluruhnya terendam abu tebal berwarna abu-abu, pohon tumbang menghalangi jalan, dan seekor sapi yang tidak dapat diselamatkan warga desa tergeletak di pinggir jalan, kata saksi tersebut.
Hosniya, seorang warga setempat berusia 31 tahun yang dievakuasi bersama keluarganya, mengatakan kepada Reuters bahwa letusan tersebut sangat mendadak.
“Awalnya saya pikir itu bom… tiba-tiba gelap gulita, seperti akan menghancurkan bumi,” katanya.
Hosniya dan keluarganya melarikan diri, hanya membawa surat-surat resmi.
Upaya penyelamatan
Hujan lebat diperkirakan akan terjadi selama tiga hari ke depan, yang dapat mempersulit upaya evakuasi, kata seorang pejabat badan meteorologi pada Minggu malam. Puing-puing batu dan sedimen vulkanik panas telah membatasi pergerakan, kata tim penyelamat setempat.
BNPB akan membangun kembali rumah-rumah yang hancur, dan peralatan berat, termasuk ekskavator dan buldoser, akan dikerahkan, kata pimpinannya.
Badan tersebut juga mengatakan bahwa 10 orang yang terperangkap di tambang pasir akibat letusan telah dievakuasi ke tempat yang aman.
Semeru, yang menurut para ahli gunung berapi telah berada dalam fase letusan sejak tahun 2014, baru-baru ini mulai memuntahkan awan panas dan aliran lava, sehingga mendorong pihak berwenang mengeluarkan peringatan mulai Rabu agar masyarakat tidak mendekatinya.
Kementerian Perhubungan Indonesia mengatakan pada hari Minggu bahwa letusan tersebut tidak menyebabkan gangguan apa pun pada penerbangan, meskipun pilot diperingatkan untuk berhati-hati terhadap jatuhnya abu.
Dengan ketinggian lebih dari 3.600 meter (12.000 kaki), Semeru adalah salah satu dari hampir 130 gunung berapi aktif di Indonesia.
Indonesia terletak di “Cincin Api Pasifik”, yaitu zona yang sangat aktif secara seismik, tempat bertemunya lempeng-lempeng berbeda di kerak bumi dan menimbulkan banyak gempa bumi dan gunung berapi.
Meskipun banyak gunung berapi di Indonesia menunjukkan tingkat aktivitas berkelanjutan yang tinggi, letusannya bisa terjadi dalam jangka waktu bertahun-tahun. Pada tahun 2010, letusan gunung Merapi di pulau Jawa menewaskan lebih dari 350 orang dan membuat 400.000 orang mengungsi. – Rappler.com