• September 19, 2024
(OPINI) Bagaimana meme mengalihkan perhatian dan menghancurkan

(OPINI) Bagaimana meme mengalihkan perhatian dan menghancurkan

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

“Meme membantu meningkatkan kesadaran mengenai diskusi sosial dan politik… Meme juga menyebabkan penyederhanaan yang berlebihan, membatasi permasalahan hanya pada 280 karakter dan tombol respons.”

Berdasarkan jumlah meme satir yang dibagikan setiap hari di Facebook, kita dapat mengatakan dengan pasti bahwa politik dan meme kini saling terkait.

Meme biasanya dibagikan untuk membuat orang tertawa. Namun belakangan ini semakin banyak meme yang berkonteks politik. Dan karena sifat meme bertentangan dengan keseriusan yang diperlukan dalam wacana politik, maka tingkat pembedaan meme harus ditunjukkan.

budaya meme

Budaya meme telah membawa cara alternatif dalam memahami diskusi politik; praktik ini menawarkan cara nyata untuk terlibat dalam bidang politik.

Misalnya, Senator Bong Go akan selalu memposting foto bersama Presiden Duterte, sehingga beberapa orang dengan cepat membuat variasi foto tersebut yang bersifat menghibur dan tidak masuk akal, menyiratkan pendapat mereka tentang hubungan senator dan presiden.

Contoh lain: Wakil Presiden Leni Robredo baru-baru ini men-tweet “lols” sebagai tanggapan terhadap laporan berita tentang protes pemilu Bongbong Marcos tahun 2016, dan sebagian besar mengarah ke meme dan balasan yang menunjukkan dukungan kepada Wakil Presiden. Bahkan sang VP jelas-jelas menggunakan bahasa gaul agar lebih terhubung dengan publik.

Beberapa orang menganggap mereka apolitis, dan mereka hanya merespons secara pasif terhadap meme-meme politik tersebut, namun mereka tidak menyadari bahwa berinteraksi dengan meme-meme tersebut pada dasarnya sudah bersifat politis. Tindakan menerjemahkan tindakan para politisi ke dalam meme dan kemudian membagikannya, atau memilih jenis meme yang akan digunakan, sudah dapat menyimpulkan posisi seseorang.

Hal ini menimbulkan pertanyaan: apa maksud sebenarnya di balik aksi dan reaksi tersebut? Apakah ini benar-benar karena masyarakat ingin mengkritik pemerintah, atau mereka hanya tertarik pada fitur-fitur komikalnya?

Batasan meme

Melalui estetika meme, diskusi mengenai isu-isu politik dan peristiwa terkini lebih mudah dipahami dan dicerna. Namun ia juga cenderung membatasi pertanyaan seseorang karena mengabaikan pemikiran observasional.

Sampai batas tertentu, meme memang membantu meningkatkan kesadaran. Mereka membantu memperkuat isu-isu dan mengungkap realitas praktik dan kepribadian tertentu. Hal ini membuka jalan baru bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam diskusi politik, mengingat stereotip bahwa politik berarti keseriusan dan eksklusivitas.

Namun, meme juga menyebabkan penyederhanaan yang berlebihan, membatasi masalah hanya pada 280 karakter dan tombol respons. Selain itu, hal-hal tersebut juga telah menjadi strategi yang digunakan oleh para politisi dan entitas lain untuk meningkatkan hubungan masyarakat atau menyebarkan informasi yang salah dan propaganda, untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari isu-isu yang sebenarnya. Kita tidak menyadari bahwa kebiasaan seperti ini telah dilembagakan, membentuk ideologi kita, dan dalam banyak hal telah menghancurkan praktik analisis yang tepat.

Hati-hati

Politik menjadi hal yang tidak boleh dianggap enteng, apalagi saat ini di tengah pandemi. Keadaan saat ini telah memberikan dampak buruk bagi kita, yang berarti kita harus mewaspadai apa yang sedang terjadi.

Di dunia dimana berita palsu merajalela, penggunaan meme juga membahayakan kredibilitas dan proaktif. Sikap politik kita tidak boleh bergantung pada apa yang kita lihat di media sosial – apalagi pada meme. Kita mempunyai tanggung jawab untuk mengambil sikap yang benar dan menghapuskan praktik misinformasi.

Namun jika kita dapat mengubah cara pandang dan persepsi masyarakat melalui meme, setidaknya kita harus memastikan bahwa kita dapat menampilkan informasi yang akurat dan relevan untuk menghasilkan posisi politik yang terinformasi dengan baik. – Rappler.com

Amita Avestruz dan Denise Morelos adalah mahasiswa Universitas Ateneo de Manila, jurusan ilmu politik.

Pengeluaran Sydney