Para pecinta binatang di Indonesia membantu hewan peliharaan yang ditinggalkan akibat COVID-19
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
“Yang paling menakutkan adalah ponsel kita kebanyakan berisi laporan pemilik yang telah meninggal dunia, dan hewan peliharaannya telah ditinggalkan,” kata pendiri Doni Herdaru Tona.
Pit bull Indonesia berusia empat tahun, Gledis, sendirian di rumah tanpa makanan selama dua hari ketika sekelompok sukarelawan menemukannya.
Dia termasuk di antara banyak hewan peliharaan yang ditinggalkan ketika pemiliknya dinyatakan positif COVID-19 dan dirawat di rumah sakit atau diisolasi.
Dengan lebih dari 3,7 juta kasus terkonfirmasi dan lebih dari 100.000 kematian, Indonesia sedang berjuang melawan salah satu epidemi virus corona terburuk di Asia.
“Program AD-19,” yang diluncurkan bulan lalu oleh kelompok hak asasi manusia Animal Defender, membantu hewan peliharaan yang berada dalam ketidakpastian sementara pemiliknya menghadapi infeksi virus corona.
Hewan peliharaan yang diambil oleh Animal Defender biasanya menjalani pemeriksaan terlebih dahulu sebelum dibawa ke tempat penampungan hewan yang sudah ada. Dalam sebulan terakhir, program AD-19 telah menambahkan 40 anjing dan empat kucing ke lebih dari 160 tamu yang sudah berada di tempat penampungan.
Pendirinya, Doni Herdaru Tona, menjual makanan dan pakaian buatan sendiri untuk kucing dan anjing guna mengumpulkan uang tunai untuk perawatan hewan peliharaan yang tidak dijaga. Biaya operasional tempat penampungannya sekitar 120 juta rupiah ($8,340) setiap bulannya. Tidak ada sumbangan atau pembayaran yang diterima dari pemilik.
Kekhawatiran mengenai penularan virus dari hewan ke manusia juga memperumit situasi dan menyebabkan banyak hewan peliharaan terlantar, kata Doni.
Dokter hewan Magda Rumawas mengatakan masyarakat tidak perlu terlalu khawatir dan merekomendasikan pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi mandiri untuk menjaga hewan peliharaan di sisinya untuk mengurangi kecemasan.
“Mereka bisa menghibur orang dan membantu mengurangi stres, dan itu bagus. Tapi saran saya, jangan peluk dan cium anjing-anjing itu,” kata Magda.
Misi penyelamatan AD-19 disesuaikan dengan kebutuhan pemilik hewan peliharaan, termasuk memandikan, memberi makan, dan membersihkan kandang.
“Semuanya akan kami lakukan sesuai permintaan pemiliknya,” kata Doni.
Hewan peliharaan biasanya dikembalikan ke pemiliknya setelah sembuh. Namun dalam beberapa kasus, pemiliknya tidak kembali.
“Yang paling menakutkan, ponsel kita kebanyakan dipenuhi laporan pemilik yang meninggal dunia, dan hewan peliharaannya ditelantarkan,” kata Doni. – Rappler.com