Pekerja pariwisata El Nido bersatu melawan mahkota duri
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Bintang laut Mahkota Duri sangat beracun bagi manusia jika diinjak, dan hanya dapat dikeluarkan setelah disuntik dengan racun khusus
Pariwisata mungkin terhenti di El Nido karena Enhanced Community Quarantine (ECQ) di Metro Manila, namun semangat pelestarian lingkungan tetap hidup dan sehat.
Sekelompok sukarelawan, sebagian besar instruktur selam SCUBA dan pekerja pariwisata, bergabung untuk memerangi ancaman alam terhadap terumbu karang berharga mereka – bintang laut mahkota duri.
Penyelam lokal dan pemilik bisnis pariwisata Ryan Christopher Cañizares mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa para sukarelawan dipanggil pada awal Agustus untuk membantu Kantor Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Kota (MENRO). Mereka setuju untuk menyediakan layanan dan sumber daya, dan bahkan mengadakan penggalangan dana agar mereka dapat membeli peralatan penghapusan.
Hingga Kamis, 12 Agustus, tim telah mengumpulkan lebih dari 800 ekor bintang laut mahkota duri dari berbagai lokasi penyelaman seperti di Payong-payong, Popolcan, Pulau Pacanayas, dan Pulau Inambuyod. Cañizares mengatakan jumlah tersebut sangat tinggi sehingga menimbulkan bahaya nyata bagi terumbu karang.
“Ada banyak, saya bisa menganggapnya sebagai wabah. Bayangkan di atas karang meja yang berukuran satu kaki persegi, terdapat tiga buah mahkota duri,” dia berkata.
(Sekarang jumlahnya banyak, jadi saya bisa menganggap ini sebagai wabah. Bayangkan sebuah karang meja berukuran satu kaki persegi dengan tiga mahkota duri.)
Bintang laut mahkota duri memakan karang hidup dengan cara memutar perutnya melalui mulut, sehingga memakan jaringan lunak karang. Pakar kelautan mengatakan bahwa populasi mereka meningkat ketika terumbu karang mengalami tekanan, biasanya karena pemutihan karang atau aktivitas manusia. Mereka juga sangat beracun bagi manusia jika diinjak, dan hanya dapat dihilangkan setelah disuntik dengan racun khusus. Racun tersebut melonggarkan cengkeraman bintang laut pada karang, mencegahnya pecah dan bertunas menjadi bintang laut baru.
Predator alami bintang laut, yaitu kadal kadal raksasa, menghadapi ancaman karena berkurangnya populasi akibat perburuan liar.
Cañizares mengatakan dia mendorong rekan-rekan relawan untuk memanfaatkan kurangnya tamu saat ini dan melakukan upaya untuk menjaga lingkungan mereka.
“Penyelam kami selalu menyuruh mereka untuk memanfaatkan peluang selagi pariwisata masih ada dan masih banyak peluang,” tambah Cañizares.
(Kami selalu memberi tahu para penyelam untuk memanfaatkan kurangnya pariwisata dan peluang yang tepat.) – Rappler.com