• September 22, 2024

Pernah disebut gila, pejuang lingkungan Indonesia mengubah bukit-bukit gersang menjadi hijau

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Berkat usahanya, terbentuklah air mancur di tempat yang dulunya merupakan tanah tandus dan tandus

Pejuang lingkungan Indonesia Sadiman, yang pernah dianggap gila oleh sesama penduduk desa, setelah upaya selama 24 tahun mengubah bukit-bukit tandus menjadi hijau dan menyediakan sumber air di wilayah pegunungan rawan kekeringan tempat ia tinggal.

Disapa dengan penuh kasih sayang sebagai ‘mbah’ atau ‘kakek’, pria berusia 69 tahun ini bekerja tanpa henti menanam pohon di perbukitan di Jawa Tengah setelah kebakaran untuk membuka lahan untuk bercocok tanam hampir mengeringkan sungai dan danau.

“Saya berpikir, kalau saya tidak menanam pohon beringin, kawasan ini akan kering,” kata Sadiman, yang mengenakan topi ranger dan kemeja safari khasnya, yang hanya memiliki satu nama, seperti kebanyakan orang Indonesia.

“Menurut pengalaman saya, pohon beringin dan pohon ficus bisa menyimpan banyak air.”

Sadiman, pejuang lingkungan berusia 69 tahun, mencuci tangan usai mengunjungi hutan dekat rumahnya di Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, Indonesia, dalam potongan video bertanggal 13 Maret 2021 ini.

Stringer/REUTERS TV melalui REUTERS

Akar yang panjang dan tersebar luas dari setidaknya 11.000 pohon beringin dan ficus yang ditanam Sadiman di lahan seluas 250 hektar (617 hektar) membantu menahan air tanah dan mencegah erosi tanah.

Berkat usahanya, terbentuklah mata air di tempat yang dulunya tandus dan tandus, menyalurkan airnya ke rumah-rumah dan digunakan untuk mengairi lahan pertanian.

Namun pada awalnya, hanya sedikit penduduk desa yang mengapresiasi karyanya.

“Orang-orang mengolok-olok saya karena membawa bibit pohon beringin ke desa karena merasa tidak nyaman karena percaya ada makhluk halus di pohon tersebut,” tambah Sadiman.

Bahkan ada yang mengira dia gila karena menukar anakan dengan kambing yang dipeliharanya, kata salah satu warga desa, Warto.

Dulu orang mengira dia gila, tapi sekarang lihat hasilnya, tambah Warto. “Dia mampu menyediakan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di berbagai kota.”

Sadiman juga membiayai pekerjaannya melalui pembibitan tanaman seperti cengkeh dan nangka yang bisa ia jual atau perdagangkan.

Kurangnya curah hujan di daerah tempat ia menanam pohon dulunya membatasi petani untuk hanya melakukan satu kali panen dalam setahun, namun sekarang sumber air yang berlimpah dapat menghasilkan 2 atau 3 kali panen, katanya.

“Saya berharap masyarakat di sini bisa hidup sejahtera dan bahagia. Dan jangan membakar hutan lagi,” tambah Sadiman dengan mata berbinar. – Rappler.com

Angka Keluar Hk