PNP kini mengatakan Wali Kota Calbayog tewas dalam ‘baku tembak’, bukan ‘penyergapan’
- keren989
- 0
Anggota Kongres Samar Edgar Sarmiento tidak setuju dan meminta NBI untuk menyelidiki pembunuhan tersebut
Setelah Walikota Calbayog Ronaldo Aquino awalnya diberitakan tewas dalam penyergapan di Kota Calbayog, Kepala Kepolisian Nasional Filipina (PNP) Jenderal Debold Sinas mengatakan pada Selasa, 9 Maret bahwa itu sebenarnya baku tembak.
“Polisi kami yang lewat ditembak oleh pengawal walikota berdasarkan temuan awal polisi kami. Mereka tidak tahu kalau ada polisi di dalam, jadi polisi hanya membalas,” kata Sinas seperti dikutip Berita ABS-CBN.
(Berdasarkan temuan awal kami, polisi kamilah yang ditembak oleh pengawal Walikota. Mereka tidak tahu ada polisi di dalam, jadi polisi hanya membalas tembakan.)
Baru kematian Aquino dan dua pengawalnya yang terkonfirmasi pada Senin malam, 8 Maret.
Menurut pernyataan PNP yang dirilis Selasa sore, total 5 orang tewas dalam bentrokan tersebut.
“Terjadi baku tembak antara kedua kelompok yang mengakibatkan korban jiwa di kedua belah pihak,” kata PNP. “Walikota, pengawal polisi dan sopirnya tewas, dan satu pegawai sipil terluka. Di kendaraan lainnya, dua personel polisi juga tewas dan 1 lainnya luka-luka,” tambah mereka.
PNP menyebut ada dua kelompok yang terlibat dalam insiden tersebut.
“Salah satunya adalah Walikota Aquino yang menaiki van bersama sopir, seorang pendamping sipil dan polisi keamanan; yang lainnya terdiri dari personel PNP dari IMEG dan Satuan Narkoba Provinsi,” kata mereka.
Menurut PNP, polisi sedang melakukan “Pemeriksaan Tim Merah terhadap kesiapan operasional satuan PNP di wilayah tersebut.”
Tim Merah adalah istilah polisi yang berarti mereka berperan sebagai musuh dalam latihan keamanan.
‘Bukan baku tembak’
Dalam sebuah wawancara dengan Teleradyo pada hari Selasa, Perwakilan Distrik 1 Samar Edgar Sarmiento, sekutu dan teman lama Aquino, membantah bahwa itu adalah baku tembak.
“Pertama-tama, saya bersimpati. saya terluka. Baku tembak terjadi. Di titik nol itulah apa yang dikatakan para saksi menjadi jelas. Mobil walikota ditembak terlebih dahulukata Sarmiento.
(Saya berduka dulu. Saya terluka. Mereka menyebutnya baku tembak. Di titik nol jelas apa yang dikatakan para saksi. Mereka menembak mobil walikota terlebih dahulu.)
“Aku bertanya-tanya, kenapa dia memakai kerudung? Selain itu, M203 masih menyala. Benar-benar siap. saya tidak mengerti,” tambah Sarmiento mengacu pada penembaknya.
(Saya bingung, kenapa dia memakai kerudung? Dia juga punya M203 (peluncur granat). Sudah siap. Saya tidak mengerti.)
Anggota Kongres Samar itu mengatakan dia tidak mengharapkan keadilan jika PNP menyelidiki insiden tersebut.
“Permohonan saya kepada presiden, saya membantu rakyat, saya mohon bantuannya (Saya memohon kepada presiden, sebagai pegawai negeri saya meminta bantuan,” kata Sarmiento. “Saya tidak bisa mendapatkan keadilan dari Kepolisian Nasional Filipina, saya yakin begitu. Makanya saya sudah menulis surat kepada Sec Guevara dan Biro Investigasi Nasional,” tambahnya.
Polisi bentuk satgas, NBI selidiki
Brigadir Jenderal Polisi Ildebrandi Usana, juru bicara PNP, mengatakan kepada Rappler melalui wawancara telepon bahwa menyalahkan polisi hanyalah “desas-desus”.
“Apakah dia di sana?” kata Usana. “Jika tidak, itu hanya desas-desus. Sebagai anggota Kongres, dia harus mengetahui hukum,” tambah juru bicara tersebut.
Usana mengatakan mereka membentuk satuan tugas investigasi khusus untuk mengungkap penyebab penembakan tersebut.
“Jika ada saksi (kalau ada saksi) yang bisa membantu, maka polisi tampung saja, jangan berspekulasi berdasarkan kecurigaan atau apa pun,” kata Usana.
Menteri Kehakiman Menardo Guevarra mengatakan dia akan menginstruksikan NBI untuk menyelidiki penembakan tersebut.
“Kami akan merujuknya ke NBI karena alasan sederhana bahwa pihak lain yang terlibat adalah PNP,” kata Guevara. “Pertemuan itu dengan – diduga – petugas polisi. Jadi mereka akan mempunyai versi cerita yang berbeda. Jadi wajar saja, jadi ini adalah penyelidikan yang obyektif dan tidak memihak, saya akan menginstruksikan NBI untuk menyelidiki insiden tersebut.”
Perintah tersebut dikeluarkan dua minggu setelah Presiden Rodrigo Duterte meminta NBI untuk menyelidiki pertemuan lain di Kota Quezon pada bulan Februari antara PNP dan agen Badan Penegakan Narkoba Filipina (PDEA) yang menewaskan dua orang.
Aquino adalah walikota kedua Calbayog City yang dibunuh saat menjabat dalam kurun waktu satu dekade. Reynaldo Uy juga dibunuh pada tahun 2011 saat menjabat sebagai walikota.
Calbayog mendapat julukan “killbayog” karena merupakan kota yang selalu bergulat dengan kekerasan, terutama selama musim pemilu.
Pada pemilu sela tahun 2019, setidaknya 4 pendukung Aquino juga tewas dalam penyergapan di Calbayog. – Rappler.com