• October 18, 2024
Sandiganbayan membebaskan mantan perwira militer Filipina dari tuduhan korupsi

Sandiganbayan membebaskan mantan perwira militer Filipina dari tuduhan korupsi

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kasus ini bermula dari tidak adanya likuidasi uang muka untuk pembatalan perjalanan ke Amerika Serikat, yang semula dijadwalkan pada November 2000.

MANILA, Filipina – Sandiganbayan telah membebaskan pensiunan perwira Angkatan Darat Filipina dari tuduhan korupsi yang berasal dari penanganan dana untuk rencana perjalanan ke Amerika Serikat yang dibatalkan lebih dari dua dekade lalu.

Divisi 4 pengadilan anti-korupsi memutuskan pada tanggal 27 Oktober bahwa jaksa gagal membuktikan Brigadir Jenderal Arnolfo Palmea dan Kolonel Rommel Cordova meyakinkan bintara untuk tidak mencairkan uang muka yang mereka terima untuk perjalanan ke Amerika. Petugas lainnya juga dibebaskan dari tuduhan korupsi.

Palmea seharusnya memimpin tim beranggotakan tujuh orang yang terbang ke negara bagian Alabama di AS pada bulan November 2000 untuk memeriksa dan menyortir 30.000 senjata untuk disumbangkan oleh pemerintah AS kepada Angkatan Bersenjata Filipina.

Mereka diperintahkan berangkat ke Alabama pada 23 November 2000 dan kembali ke Manila pada 12 Januari 2001.

Masing-masing prajurit menerima uang muka sebesar P563.406,75 dari Dana Postur Pertahanan Mandiri, yang dimaksudkan untuk biaya sebelum keberangkatan, tiket pesawat, penginapan dan tunjangan.

Namun, perjalanan tersebut dipindahkan ke Januari 2001 karena tidak tersedianya personel militer AS, dan kemudian ditunda untuk kedua kalinya. Beberapa biaya telah dikeluarkan.

Palmea mengumpulkan sisa dana sebesar P3.194.902, dan mentransfer uang tersebut ke Cordova, yang merupakan petugas anggaran. Dana tersebut kemudian disetorkan ke berbagai rekening Gabungan Simpan Pinjam TNI dan Polri.

Perjalanan AS akhirnya dibatalkan pada bulan Juni 2002.

Komisi Audit mengatakan kepada Palmea melalui surat peringatan tertanggal 12 September 2005 bahwa kegagalan untuk melikuidasi uang muka tersebut menunjukkan adanya penafsiran yang keliru.

Kantor Ombudsman mengajukan tuntutan suap pada tahun 2017.

Namun Sandiganbayan dalam keputusannya baru-baru ini, yang ditulis oleh Hakim Agung Michael Frederick Musngi, mengatakan bahwa “penuntut tidak dapat membuktikan bahwa para pejabat publik yang dituduh memiliki tujuan yang sama untuk tidak melikuidasi uang muka mereka masing-masing.”

“Pengadilan tidak dapat meminta pertanggungjawaban terdakwa atas tindak pidana yang memerlukan bukti tanpa keraguan ketika penuntut gagal memenuhi beban tersebut,” tambah Sandiganbayan.

Pengadilan Tipikor juga mencatat penjelasan pembela bahwa uang muka tersebut tidak dapat dilunasi seluruhnya karena sebagian dana telah digunakan untuk pengeluaran sebelum keberangkatan.

Hakim Madya Sandiganbayan Lorifel Lacap Pahimna dan Bayani Jacinto menyetujui putusan tersebut. – Rappler.com

situs judi bola