• October 18, 2024
Tidak ada larangan penempatan atau repatriasi wajib bagi OFW di Hong Kong

Tidak ada larangan penempatan atau repatriasi wajib bagi OFW di Hong Kong

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Menanggapi postingan online palsu, Menteri Tenaga Kerja Silvestre Bello III mengklarifikasi tidak ada perintah yang melarang penempatan atau memberlakukan wajib repatriasi bagi warga Filipina di Hong Kong

MANILA, Filipina – Menteri Tenaga Kerja Silvestre Bello III mengklarifikasi bahwa pemerintah Filipina belum melarang penempatan Pekerja Filipina Luar Negeri (OFWs) ke Hong Kong.

Juga tidak ada perintah dari Departemen Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan (DOLE) yang memerintahkan pemulangan OFW di tengah protes yang menjerumuskan Hong Kong ke dalam krisis.

Bello mengeluarkan pernyataan tersebut pada Minggu, 20 Oktober, sebagai respons terhadap penyebaran postingan palsu di media sosial yang mengklaim bahwa Filipina memerintahkan pemulangan OFW secara wajib karena “meningkatnya kekerasan dan protes yang mengancam keselamatan warga Filipina di negara semi-otonom. Wilayah yang terancam oleh Tiongkok.”

“Saat ini belum ada komunikasi dari DFA (Departemen Luar Negeri) bahkan dari Konsulat Hong Kong tentang kemungkinan repatriasi, baik sukarela maupun wajib. Kami berkoordinasi erat dengan DFA untuk setiap perkembangan,” kata Bello.

Ia mendesak masyarakat untuk mengabaikan informasi palsu yang dibagikan secara online dan hanya mengandalkan saran dari DFA, DOLE dan Konsulat Jenderal Filipina di Hong Kong.

“Bagi mereka yang menyebarkan hal ini, tolong hentikan dan jangan biarkan kami memperburuk situasi dan membahayakan OFW kami. Kita harus membantu OFW kita di sana dengan tidak memberi mereka berita palsu tentang (wajib) repatriasi,” kata Bello.

Menteri Tenaga Kerja menambahkan bahwa meskipun protes telah berlangsung selama berbulan-bulan, “tidak ada OFW di Hong Kong yang menyatakan kesediaannya untuk pulang atau mencari bantuan untuk repatriasi.”

Pemerintah Filipina sebelumnya mengingatkan warga Filipina yang tinggal dan bepergian ke Hong Kong untuk menghindari area protes, tetap waspada dan tidak mengenakan pakaian hitam atau putih – warna yang diasosiasikan dengan mereka yang terlibat dalam protes tersebut. (Jadwal protes hingga akhir Oktober dapat ditemukan di sini.)

Didorong oleh rancangan undang-undang ekstradisi yang sangat tidak populer, protes di Hong Kong telah meluas menjadi tuntutan reformasi demokrasi yang lebih luas. Protes tersebut kini dipandang secara luas sebagai tantangan terbesar terhadap pemerintahan Tiongkok sejak penyerahan kota tersebut dari Inggris pada tahun 1997. – Rappler.com

Togel Hongkong