UP Cebu menyambut Rektor baru Leo Malagar
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Leo Malagar adalah rektor kedua Universitas Filipina – Cebu
CEBU, Filipina – Universitas Filipina – Cebu (UPC) secara resmi menyambut Leo Malagar sebagai rektor kedua pada hari Jumat.
Rektor baru menggantikan Liza Corro, rektor pertama UP Cebu dari tahun 2016 hingga 2021. Upacara penobatan Malagar diadakan di halaman UP Cebu di Barangay Lahug, Kota Cebu.
Malagar adalah penduduk asli kota Lilo di utara Cebu dan lulusan ilmu politik dari UPC.
Saat menempuh pendidikan sarjana hukum di UP College of Law di Diliman, beliau menjadi anggota Dewan Bupati di sistem UP. Ia juga diangkat menjadi Bupati Mahasiswa UP.
Pada 16 Juni, Malagar mengambil sumpahnya sebagai rektor baru di hadapan Dewan Penasihat Presiden Universitas Filipina (UP PAC) di UP Baguio.
Pada bulan September, istri rektor, Hakim Ketua Pengadilan Regional Manila (RTC) Cabang 19 Marlo Magdoza-Malagar menolak petisi Departemen Kehakiman (DOJ) yang berupaya mengubah Partai Komunis Filipina menjadi Tentara Rakyat Baru (CPP-) untuk menyatakan. NPA) sebagai teroris.
Segera setelah itu, mantan juru bicara kontra-pemberontakan Lorraine Badoy melancarkan “serangan verbal” terhadap hakim atas keputusannya. Badoy telah menghapus postingan Facebook itu. Hal ini diikuti oleh postingan lain yang dihapus yang menyebut rektor sebagai anggota partai komunis.
Pada tanggal 28 September, UP PAC mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa “Badoy telah melanggar batas kesusilaan manusia dengan serangannya yang gila dan sembrono”.
Pada tanggal 28 September, Dewan Penasihat Presiden Universitas Filipina mengeluarkan pernyataan menyusul ancaman yang dilakukan terhadap Malagar. | melalui @TheJohnSichon
TERKAIT: https://t.co/3IAgMRz0mS pic.twitter.com/X8qBJaU3xm
— Rappler (@rapplerdotcom) 14 Oktober 2022
Pada tanggal 4 Oktober, pengacara dari Asosiasi Pengacara Filipina mengajukan petisi ke Mahkamah Agung untuk menahan Badoy karena ancamannya terhadap Hakim Malagar.
Malagar mengatakan kepada Rappler bahwa mereka sedang menunggu keputusan dari Mahkamah Agung sebelum mereka dapat membuat pernyataan mengenai masalah tersebut.
Sementara itu, rektor menyampaikan visinya, universitas harus melembagakan budaya kasih sayang.
“Untuk menjadi perguruan tinggi nasional yang benar-benar relevan dalam pengabdian kepada masyarakat, kita harus menanamkan dan menanamkan dalam diri kita nilai-nilai kasih sayang dan kepedulian yang tulus terhadap kesejahteraan sesama dengan memberikan berbagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, masyarakat dan relawan, serta sebagai bantuan ahli dan teknis kepada pemerintah, swasta dan masyarakat,” ujarnya saat konferensi pers.
– Rappler.com