• November 27, 2024
Uskup Agung Jerman Tawarkan Pengunduran Diri Karena ‘Bencana’ Pelecehan Seksual di Gereja

Uskup Agung Jerman Tawarkan Pengunduran Diri Karena ‘Bencana’ Pelecehan Seksual di Gereja

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Kardinal Reinhard Marx dari Jerman adalah pendukung ‘Jalur Sinode’, sebuah gerakan yang bertujuan untuk memberikan pengaruh lebih besar kepada umat Katolik awam dalam menjalankan Gereja.

Salah satu tokoh liberal Katolik Roma yang paling berpengaruh, Kardinal Reinhard Marx dari Jerman, telah menawarkan diri untuk mengundurkan diri dari jabatan uskup agung Munich, dengan mengatakan bahwa ia harus ikut bertanggung jawab atas “bencana” pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pendeta selama beberapa dekade terakhir.

Tawaran tersebut, yang belum diterima oleh Paus Fransiskus, menyusul kehebohan di kalangan umat beriman di Jerman atas pelecehan yang terjadi. Pekan lalu, Paus mengirim dua uskup senior asing untuk menyelidiki keuskupan agung Cologne, yang terbesar di Jerman, terkait penanganan kasus pelecehan.

“Saya harus ikut bertanggung jawab atas bencana pelecehan seksual yang dilakukan oleh para pejabat Gereja selama beberapa dekade terakhir,” tulis Marx dalam suratnya kepada Paus Fransiskus, yang diterbitkan di situs web keuskupan agung. Ia berharap kepergiannya akan memberi ruang bagi awal yang baru.

Krisis pelecehan seksual mengubah imannya, katanya, dan menyadarkannya bahwa hal ini diperlukan tidak hanya untuk reformasi administrasi di Gereja, tetapi juga untuk “cara hidup baru dan pemberitaan iman saat ini”.

Marx adalah pendukung “Jalan Sinode”, sebuah gerakan yang bertujuan untuk memberikan pengaruh lebih besar kepada umat awam Katolik dalam mengatur Gereja dan dalam isu-isu termasuk moralitas seksual, selibat imam, dan pentahbisan perempuan.

Gerakan ini juga mengatakan bahwa kaum awam harus mempunyai suara dalam penunjukan uskup, yang merupakan hak prerogatif Paus.

Kalangan konservatif di Jerman dan negara lain mengecam rancangan undang-undang tersebut, dengan mengatakan bahwa hal itu dapat menyebabkan perpecahan.

Marx, 67 tahun, mengatakan kepada wartawan bahwa dia mengirimkan surat itu pada tanggal 21 Mei, namun baru minggu lalu Paus mengirim email kepadanya untuk mengatakan bahwa dia bisa mengumumkannya kepada publik.

Dia adalah pemimpin Gereja Katolik di Jerman dan presiden konferensi para uskup di negara itu hingga tahun lalu ketika dia menolak untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua. Dia belum mencapai usia 75 tahun, usia di mana para uskup harus mengajukan pengunduran diri mereka.

Beberapa tahun terakhir telah terjadi eksodus yang semakin cepat, di mana umat liberal mengantri di Cologne untuk meninggalkan Gereja bukan hanya karena pelecehan namun juga karena sikap konservatif terhadap hubungan sesama jenis.

Gereja Jerman mempunyai pengaruh besar di seluruh dunia, salah satunya karena kekayaannya: pajak yang dibayar oleh anggota dan dipungut oleh pemerintah menjadikannya gereja terkaya di dunia.

Paus, yang dikenal menyukai Marx, biasanya menunggu, terkadang berbulan-bulan, sebelum memutuskan apakah akan menerima pengunduran diri seorang uskup. Marx tidak disebutkan dalam pengarahan harian Vatikan, yang mengumumkan pengangkatan dan pengunduran diri baru.

Sebagai anggota kabinet dapur Paus, sebuah dewan kardinal yang memberi nasihat kepada Paus mengenai isu-isu penting di gereja yang beranggotakan 1,3 miliar orang, Marx menganjurkan agar lebih banyak perempuan diangkat ke peran kepemimpinan dalam hierarki.

“Saya masih menikmati menjadi seorang imam dan uskup di Gereja ini, dan saya akan terus melibatkan diri dalam urusan pastoral, di mana pun Anda menganggapnya masuk akal dan berguna,” tulis Marx dalam suratnya kepada Paus. – Rappler.com

Togel SDY