• October 21, 2024
Villar mendorong subsidi petani padi sebesar R10 miliar

Villar mendorong subsidi petani padi sebesar R10 miliar

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Senator Cynthia Villar mengatakan dia tidak akan menyetujui tarif beras jika petani tidak mendapatkan subsidi

MANILA, Filipina – Ketua Komite Pertanian dan Pangan Senat Cynthia Villar mendorong subsidi P10 miliar bagi petani padi lokal bersamaan dengan usulan untuk menghapus kuota impor dan menurunkan tarif impor beras.

Villar mengatakan petani lokal membutuhkan subsidi untuk bersaing dengan beras murah dari luar negeri.

“Saya tidak akan setuju untuk meliberalisasi pasar tanpa subsidi… Petani telah rugi,” kata Villar pada Rabu, 15 Agustus.

(Saya tidak akan menyetujui pasar yang diliberalisasi tanpa subsidi… Petani lokal akan rugi.)

RUU versi Senat yang diajukan oleh Villar mencakup pembentukan dana peningkatan daya saing beras (RCEF), di mana pajak yang dikumpulkan dari impor beras akan mendanai program bagi petani.

Namun, diakuinya, butuh waktu lama bagi petani untuk bisa memanfaatkan dana tersebut, sehingga diusulkan subsidi.

Senator mengatakan subsidi sebesar R10 miliar harus dimasukkan dalam anggaran tahunan pemerintah pusat sampai dana dari RCEF cukup untuk mendukung sektor berkendara.

Ketentuan dalam RUU Senat Villar ini kontras dengan versi DPR yang hanya berencana memberikan subsidi kepada petani maksimal 5 tahun.

Kelompok petani menentang pembebasan pasar untuk impor beras lebih banyak, dan bersikeras bahwa impor tidak akan menurunkan harga.

Otoritas Statistik Filipina melaporkan bahwa inflasi beras naik menjadi 5% pada bulan Juli meskipun ada impor beras dari Thailand dan Vietnam. (MEMBACA: Impor beras gagal mengendalikan inflasi pada bulan Juli 2018)

Petani lokal menghasilkan beras dengan harga P12 per kilo. Angka ini hampir dua kali lipat biaya P6,50 per kilo di Vietnam dan juga lebih tinggi dibandingkan P9 di Thailand.

Departemen Pertanian sebelumnya mengatakan pihaknya berupaya menurunkan biaya produksi petani lokal melalui berbagai program dan peningkatan teknik pertanian.

Otoritas Ekonomi dan Pembangunan Nasional (NEDA) memperkirakan bahwa tarif beras akan menurunkan harga beras giling biasa menjadi P30 per kilo, P4.30 lebih rendah dari harga yang berlaku.

NEDA juga mengatakan sebuah keluarga beranggotakan 5 orang akan menghemat lebih dari P2.000 per tahun jika langkah tersebut diterapkan.

Ernesto Pernia, sekretaris perencanaan sosio-ekonomi, menegaskan kembali bahwa tarif beras dan pasar bebas akan menstabilkan harga beras. – Rappler.com

Data SDY