• December 29, 2024

WHO mencari vaksin COVID-19 untuk negara-negara miskin, ‘bukan janji kosong’

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Sekitar 80% dari 5,5 miliar dosis vaksin yang diberikan di seluruh dunia ditujukan ke negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas, kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus

Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan pada hari Rabu, 8 September, bahwa negara-negara berpenghasilan rendah siap untuk melakukan kampanye vaksinasi COVID-19 yang efektif dan kini bergantung pada produsen dan negara-negara kaya untuk memberikan dosis yang dijanjikan guna mengurangi kesenjangan kesehatan global.

Sekitar 80% dari 5,5 miliar dosis vaksin yang diberikan di seluruh dunia ditujukan ke negara-negara berpenghasilan tinggi dan menengah ke atas, kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus pada konferensi pers pada hari Rabu.

“Kami telah mendengar alasan dari produsen dan beberapa negara berpendapatan tinggi tentang bagaimana negara-negara berpendapatan rendah tidak dapat menyerap vaksin,” kata Tedros, seraya menambahkan bahwa hampir semua negara berpendapatan rendah telah menunjukkan kemampuan untuk melakukan kampanye imunisasi skala besar untuk polio, campak. dan penyakit lainnya.

“Karena produsen memprioritaskan atau terikat secara hukum untuk menghormati perjanjian bilateral dengan negara-negara kaya yang bersedia membayar mahal, negara-negara berpenghasilan rendah kehilangan alat untuk melindungi rakyatnya,” katanya.

WHO telah menetapkan target untuk memungkinkan setiap negara melakukan vaksinasi setidaknya 40% populasinya pada akhir tahun ini dan Tedros mengatakan pengiriman vaksin ke negara-negara miskin harus ditingkatkan untuk mencapai target tersebut.

Lebih dari 221 juta orang dilaporkan terinfeksi virus corona di seluruh dunia dan 4,76 juta orang meninggal, menurut laporan Reuters.

Program global yang menyediakan vaksin COVID-19 ke negara-negara miskin berada pada jalur yang tepat untuk mencapai hampir 30 persen dari target sebelumnya yaitu 2 miliar suntikan pada tahun ini, kata organisasi internasional tersebut.

Ketua Aliansi Vaksin GAVI, salah satu sponsor fasilitas berbagi vaksin COVAX, menyalahkan pemotongan tersebut karena berbagai faktor, termasuk pembatasan ekspor pada Serum Institute of India (SII) serta masalah manufaktur.

Tedros mengatakan para menteri dari 20 negara terkaya telah meyakinkannya bahwa mereka akan melakukan segalanya untuk mencapai target 40% tahun ini.

“Sekarang adalah waktunya untuk kepemimpinan yang nyata, bukan janji-janji kosong,” tambahnya. – Rappler.com

lagu togel